Selasa, 27 Oktober 2009

tamansari puspa bangsa

(bung karno, bapak bangsa, teguh dan konsisten mengayomi bangsa dan membiarkan seribu bunga ideologi kebangsaan tumbuh mekar di bumi tamansari puspa bangsa)

sejak tahun-tahun awal kemerdekaan, bung karno membiarkan seribu bunga tumbuh mekar di tamansari puspa bangsa. tan malaka mengguratkan ideologi sosialis (komunis) yang lebih militan, ketimbang sosialis demokrat ala syahrir yang pragmatis, bahkan cenderung kompromistis. bung karno sebagai bapak bangsa membiarkan indonesia menganut ideologi (pancasila) yang terbuka, membiarkan semua konsepsi paham ideologis tumbuh mekar menghiasi tamansari puspa bangsa. di situlah dialetika sejarah bangsa dipertaruhkan. sepanjang tahun 1945-1965, bung karno konsisten mengawal atau menjaga tamansari puspa bangsa, tempat bersemainya pergulatan pemikiran ideologis kebangsaan terjadi amat intens dan dinamis; sampai pada akhirnya anasir-anasir asing (intelejen cia) ikut nimbrung dalam dialetika revolusi 1945, dan mulai menebarkan kakitangannya di tubuh bangsa. klimaks dari ini, pengaruh anasir asing makin vulgar, dan lalu mengadu domba komponen bangsa yang berpuncak pada tragedi kelabu peristiwa g-30-s 1965. luka trauma pada tubuh bangsa masih terasakan hingga saat ini. peristiwa tragedi itu, sampai hari ini, dikenang sebagai kontroversi sejarah yang tiba-tiba saja digembok, dan belum sempat dimaknai dengan satu tafsir kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar