Rabu, 11 November 2009

mengenang bung tomo


(bung tomo, tokoh sentral yang menggelorakan semangat juang arek-arek suroboyo pada peristiwa 10 november 1945)


salam revolusi! bangsa ini mengenang 10 november sebagai hari pahlawan, hari ketika kolonial belanda menyusup ingin kembali ke indonesia dengan membonceng tentara nica. namun, militansi kaum muda arek-arek suroboyo melawannya dengan bertempur gagah berani. meletuslah palagan pertempuran yang dikenal sebagai soerabaia 10 november 1945. tak sedikit pejuang-pejuang muda yang mati syahid tatkala dibombardir nica atau kolonialis belanda. momentum inilah yang diperingati oleh bangsa ini. dan sosok pemuda bung tomo dikenang sebagai tokoh sentral dalam peristiwa bersejarah itu. ketika itu, usianya baru genap 25 tahun. ia lahir di surabaya 3 oktober 1920, dan wafat di arab saudi 7 oktober 1981. quo vadis kaum muda kita? kita trenyuh, kaum muda kita saat ini steril dari berbagai problema kebangsaan. kita sering menyaksikan mahasiswa tawuran, atau berjingkrak-jingkrak dalam alunan live music untuk memenuhi tuntutan gaya hidup hedonistis. sebagian yang lain ngerumpi di mal, gemar nonton gosip infotainment.

karakter pejuang


(bung tomo, usia 25 tahun maju ke medan perang, menggelorakan semangat juang yang patiriotik melalui corong radio, menghadang bombardir tentara nica/kolonialis belanda di tahun 1945)


sutomo, dikenal sebagai bung tomo, lahir di kampung blauran, surabaya. ayahnya bernama kartawan tjiptowidjojo. ibunya berdarah campuran jawa tengah, sunda, dan madura. ayahnya adalah seorang serba bisa. pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah menjadi anggota sarekat islam, sebelum akhirnya pindah ke surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit singer. bung tomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. sejak kecil karakternya mulai terbangun, terbiasa berbicara terus terang dan penuh semangat. pada usia 12 tahun, ketika terpaksa meninggalkan pendidikannya di mulo, bung tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. belakangan ia menyelesaikan pendidikan hbs-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus. lalu ia bergabung dengan kbi (kepanduan bangsa indonesia). diakuinya, bahwa filosofi kepanduan, ditambah kesadaran nasionalisme yang diperolehnya dari kelompok ini dan juga dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik bagi pendidikan formalnya. pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di hindia belanda yang mencapai peringkat pandu garuda. sebelum pendudukan jepang (1942), peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang (pribumi) indonesia.

quo vadis kaum muda?


(lanskap di sudut kota surabaya pada masa kolonial belanda tahun 1945)


bagaimana posisioning kaum muda saat ini? tampaknya kaum muda kita saat ini steril dari berbagai masalah kebangsaan. mereka tak salah. sejatinya, negara dan rezim penguasalah yang bertangung jawab atas kemorosotan moral kebangsaan mereka. kaum muda saat ini, hanya memahami idealisasi nasionalisme dan patriotisme secara artifisial atau di kerak permukaan seremonial belaka, dan tak sampai menyentuh jiwa sanubarinya. karena mereka dibesarkan atau dibentuk pola pikir dan mentalnya dalam buaian sistem kapitalisme liberal yang menggerus karakter kebangsaan mereka. kondisioning ini terjadi secara intensif dan massif pasca jatuhnya rezim revolusi bung karno akibat ditelikung oleh rezim militer soeharto yang represif yang kemudian lebih condong ke blok negara kapitalis amerika dan barat.

pekik patriotik


(momentum historis ketika pejuang arek-arek suroboyo menduduki gedung yamato (gedung orange) pada peristiwa pertempuran 10 november 1945)

bung tomo juga dikenal sebagai jurnalis yang sukses. pada perkembangannya, ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. ketika terpilih pada tahun 1944 untuk menjadi anggota gerakan rakyat baru (grb) yang disponsori jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. namun, ini justru merupakan fase pematangan diri bung tomo untuk peran historisnya yang sangat penting, yakni ketika sepanjang bulan oktober-november 1945, kota surabaya luluh-lantak dibombardir tentara nica. pada momentum inilah, bung tomo menggelorakan semangat juang arek-arek suroboyo melalui corong radio dengan selingan pekikan patriotik "allohu akbar".

bung tomo, sang pahlawan


(para pejuang merangsek di depan hotel orange (surabaya) pada peristiwa pertempuran 10 november 1945)


pasca-kemerdekaan, bung tomo terjun ke panggung politik pada tahun 1950-an, tapi kemudian ia tak bahagia dan menghilang dari panggung politik. pada masa transisi pemerintahan dari soekarno ke soeharto, bung tomo sempat kembali muncul sebagai tokoh nasional. tercatat, bung tomo pernah menjabat menteri negara urusan bekas pejuang bersenjata/veteran merangkap menteri sosial ad interim (periode 1955-1956) di era kabinet perdana menteri burhanuddin harahap. ia juga pernah menjadi anggota dpr (periode 1956-1959) mewakili partai rakyat indonesia. pada awal 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan rezim militer soeharto yang represif. ia lantang mengkritisi program-program soeharto sehinga pada 11 april 1978 ia ditangkap dan ditahan. setahun kemudian, ia dilepaskan. pada 7 oktober 1981 ia meninggal dunia di padang arafah, saudi arabia, ketika sedang menunaikan prosesi ibadah haji. dan di luar tradisi, jenazahnya dapat dibawa kembali dan dimakamkan bukan di taman makam pahlawan, melainkan di tpu ngagel di surabaya. bung tomo baru mendapat gelar pahlawan pada 10 november 2008.

salah asuhan


(spirit revolusi)

lantas bagaimana dengan kaum muda kita saat ini, apakah mereka ini mewarisi kualitas karakter kebangsaan seperti yang dimiliki bung tomo, yang pada saat berusia 25 tahun sudah berani mengambil peran historis dengan menggelorakan semangat juang dan jihad lewat corong radio; membangkitkan jiwa patriotik arek-arek suroboyo untuk menghadang invasi militer kolonialis belanda di tahun 1945? tampaknya, generasi muda bangsa saat ini tumbuh dan dibesarkan karena ”salah asuhan”. mereka dikondisikan dalam sistem budaya kapitalisme liberal, dicekoki materialisme serta dimanjakan nilai-nilai individualisme. mereka tak pernah dilatih untuk sejiwa dengan kultur pedesaan yang sosialistis. kaum muda kita dicuci otaknya dalam budaya perkotaan yang berlandaskan nilai-nilai kapitalisme global. para pendiri negara dan pahlawan kemerdekaan tentu akan menitikkan airmata penyesalannya. tak ada terapi strategi mujarab, kecuali satu solusi gerakan untuk perubahan besar yakni: revolusi! (*)

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)