Rabu, 21 Oktober 2009

george frederic handel ~ arrival of the queen of sheba from Solomon


(komponis george frederic handel, 1685-1759)


bung, setelah beethoven, disusul kemudian irama lincah riang dari handel memenuhi atmosfir pagi. Satu nomor “arrival of the queen of sheba from Solomon” seperti membangkitkan hamparan pasir di kali gendol, menari lincah. orkestrasi biola dengan kombinasi flute meneguhkan keheningan puncak merapi yang disaput awan putih tipis. lengkapnya bernama george frederic handel (1685-1759). tapi di sini, tetap saja sajin karya komponis besar handle menyisakan kepiluan tentang indonesia kini. lihatlah ini, data statistik 2009 menyebutkan bahwa angka pengangguran di negeri ini sudah mencapai kisaran 5 juta orang, dan 2,9 juta di antaranya adalah sarjana. inilah kepiluan nasib bangsa di negeri zamrud katulistiwa. subur makmur buminya. melimpah ruah kekayaan alamnya, tapi nasib rakyatnya termehek-mehek bagai ayam-ayam yang terkapar di lumbung beras. rezim yang sekarang berkuasa telah kehilangan momentum dalam mengatasi berbagai problem bangsa yang sedemikian pelik dan kompleks seperti mengatasi kemiskinan, pengangguran dan dampak sosial semacami musibah lumpur lapindo itu. bangsa ini harus segera berjingkat. tak boleh berdiri bengong dan linglung di tengah lorong panjang. dalam situasi begini, bangsa ini harus bergegas untuk bertindak revolusioner. menerjang kebuntuan, membenahi sistem ekonomi kebangsaan, membongkar mesin birokrasi yang manipulatif dan koruptif , membangun visi kebangsaan,, menggembleng jiwa nasionalisme dan patriotisme kaum muda, menghidupkan spirit bela negara, dan memakmurkan desa-desa. kubur habis virus sosial gaya hidup hedonisme, materialisme, individualisme, liberalisme dan turunannya. bila solusi kebangsaan ini tak segera diambil, maka tak sampai satu abad, nkri akan bernasib sama dengan uni soviet atau yugoslavia yang ambyar bubar karena terlambat berpikir dan bertindak revolusioner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar