Kamis, 08 Oktober 2009

murka karena ingkar ni'mat


fakta ini makin meneguhkan bahwa bangsa ini sedang mempraktikan peradaban jahilliyah modern, ingkar nikmat, kemaruk pada atribut semu duniawi. renungkan gebyar pesta pemilu pilpres dan pilkada yang menghambur-hamburkan uang negara hanya "sekadar" untuk memilih pemimpin melalui proses apa yang dinamakan demokrasi yang dipenuhi kebusukan, kecurangan dan manipulasi. tangan-tangan kotor telah mencederai demokrasi pemilu pilpres 2009 lalu, ribuan kasus sengketa pemilu merebak, amburadulnya dpt, kegaduhan perkara di meja mahkamah konstitusi dan mahkamah agung, semua ini adalah pertanda yang amat verbal bahwa demokrasi kita saat ini hanya disesaki oleh parpol dan politisi bermoral pragmatis, yang tidak tulus memperjuangkan rakyat miskin dan yatim piatu, dan hanya memoles secara canggih pencitraan seolah-olah memperjuangkan nasib dan kesejahteraan rakyat. bangsa ini pasti ingat, bagaimana fenomena rakyat miskin berjejalan di rumah ponari untuk mencari tuah batu petir bagi kesembuhan penyakitnya. kita masih ingat bagaimana rakyat miskin tergencet mati saat berebut sedekah atau meminta sedikit derma dari si kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar