Jumat, 02 Oktober 2009

desoekarnoisasi dan deideologisasi


peristiwa tragedi g30s 1965, akhirnya mempercepat fase kejatuhan bung karno. pki dibubarkan, kekuasaan bung karno diambil alih oleh rezim militer (soeharto) yang kemudian berkuasa amat represif. terjadi proses desoekarnoisasi dalam segala bidang kehidupan. tubuh bangsa terkoyak, dan sekitar ratusan ribu nyawa anak bangsa mati dalam kemelut sejarah yang amat menyakitkan itu. pada akhirnya, pertarungan dua kutub ideologi global, telah merembes dan mencabik internal tubuh bangsa. Pada masa sebelum tragedy itu terjadi, pki menjadi satu-satunya representasi partai yang secara organis dikenal progresif, ekspansif dan revolusioner. secara manajerial, pki (dengan ketua cc dn aidit) mampu “mengambil hati” bung karno, dan mampu menghimpun jutaan simpatisan rakyat di desa-desa. posisi pki saja dengan sendirinya juga “menggembosi” pni (partai nasional indonesia) yang secara historis berbasis massa wong cilik, dan dibentuk oleh bung karno, sang revolusioner. sebagai sosok pemimpin sekaligus negarawan sejati, bung karno, tetap konsisten menjalankan demokrasinya, berdiri mengayomi semua partai –partai yang ada, termasuk pki yang berhaluan kiri. di situlah ajaran bung karno seperti menemukan gemanya: nasakom (nasionalis, agamis, komunis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar