Senin, 31 Agustus 2009

menggembleng bangsa


















(dwi tunggal soekarno-hatta, momentum historis setelah agresi kedua kolonial belanda pada desember 1948. sesaat berpose sebelum keduanya dan juga bung sahrir diasingkan ke pulau bangka)

salam revolusi! sejak merebut momentum kemerdekaan dari tangan kolonial, bangsa ini langsung mendapat gemblengan ideologi, moral dan karakter dari bung karno, pemimpin besar revolusi. melalui pidato-pidato heroik, dinamik dan dialektik, bung karno tak pernah berhenti menggembleng nasionalisme dan patriotisme bangsanya. kita, sejatinya, masih memiliki “utang sejarah” pada para tokoh pendiri negara dan sosok pemimpin berjiwa besar seperti bung karno, bung hatta, pangsar jenderal sudirman, sri sultan hb ix, tan malaka, mr muhamad yamin, haji agus salim, mr roem, bung syahrir dan ki hadjar dewantara, dll. mereka adalah generasi pertama yang telah memenuhi panggilan sejarah dan telah meletakkan fundamen karakter kebangsaan kita. sebagai bangsa pejuang yang berkarakter, seharusnya kita tak perlu gentar menghadapi segala tantangan zaman.

ganyang koruptor!
















(bung karno ketika mengikat tali sepatu usai sholat berjamaah di amerika tahun 1956)

bung, bagaimana dengan situasi dan kondisi sosial saat ini? amboi, sangat memilukan realitas sosial kehidupan berbangsa saat ini. renungkan fakta terbaru terkait uang negara yang digelontorkan untuk menginfus kebangkrutan sistemik bank century sebesar 6,7 trilyun. ini benar-benar gemblung sontoloyo! uang sebesar itu sangat penting dan efisien bila dialokasikan untuk anggaran pertahanan, pendidikan, kesehatan dan subsidi pertanian. bayangkan saja, kerugian negara akibat kasus rezim blbi (bantuan likuiditas bank Indonesia) yang dulu saja, belum bisa dituntaskan, bahkan beberapa pengemplangnya yang masih hidup kini menikmati hari tua di luar negeri. sangat tidak pancasilais dan jelas menohok rasa kemanusiaan dan keadilan sosial rakyat (miskin) indonesia. mana nasionalisme dan patriotisme bangsa, dan mana jiwa ideologi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? bung karno akan tertunduk malu menyaksikan bangsanya terjerat utang (rentenir) yang menggunung tujuh turunan, dan juga praktik slah urus (manajemen) negara yang menyebabkan kemiskinan bangsa tak kunjung teratasi. sia-sia saja perjuangan para pendiri negara dalam merebut kemerdekaan empat lima. bangkit dan bersatulah kaum muda revolusioner di seantero negeri, ganyang koruptor dan para penghianat bangsa!

budaya korupsi













(bung karno bersiap sholat sunnah ketika berkunjung ke amerika tahun 1956)

jelas, ini mencerminkan problem kekisruhan penalaran dan sikap mental kebangsaan kita. kebejatan moral (moral hazard) inilah yang melandasi berbagai keputusan dan kebijakan salah urus negara, salah urus tata kelola pemerintahan dan merembes hingga ke tingkat pemerintahan daerah. budaya korupsi sudah meluas sampai kesemua strata kehidupan kita. kpk dengan “tangannya yang mungil” tak akan mampu memeluk tubuh birokrasi yang tambun karena “lemak” korupsi. bahkan, kita ragukan pengadilan tipikor yang akan dibentuk hingga ke tingkat kabupaten provinsi, nanti dapat berjalan cepat efektif dan memenuhi harapan kita. kita sedang berpacu antara membangun kembali moral mulia ideologi pancasila dalam tubuh bangsa,sekaligus membangun spirit nasionalisme dan patriotisme dengan proses akselerasi kebangkrutan nkri itu sendiri akibat tekanan beban problem kebangsaan yang akut. sadarilah bung, timbunan utang negara sudah menggunung tujuh turunan. bangsa inisedang didera berbagai problem yakni: kedaulatan ekonomi, kedaulatan pangan, kedaulatan teritorial, kedaulatan budaya. tak mudah bagi bangsa ini dapat segera membebaskan diri dari tekanan problem kebangsaan, dan lalu kembali berdiri tegak sebagaimana dulu bangsa ini menikmati “periode emas” kedaulatannya seperti pada masa awal kemerdekaan yang heroik dan romantik.

bangsa pejuang


















(bung karno menunaikan sholat sunnah sebelum sholat berjamaah saat berkunjung di amarika tahun 1956)

...lihatlah kini, bangsa ini tampak loyo dan memble diolok-olok dan diprovokasi oleh negara boneka nekolim malaysia. bangsa ini hanya dapat mengeskpresikan kemarahannya tanpa bisa melawan secara ksatria dan bermartabat. sungguh pilu menyaksikan pudarnya karakter bangsa yang dulu berkobar-kobar jiwa nasionalisme dan patriotismenya. sejatinya, bangsa ini sudah ditempa dan teruji sejarah. sebagai bangsa pejuang, kita kokoh tangguh melewati gelombang medan perang dalam membebaskan papua ( irian barat). kita pernah memiliki kebanggaan sebagai bangsa yang mampu memobilisasi satu juta kaum muda sukarelawan-sukarelawati “berani mati” dalam konflik konfrontasi untuk membebaskan kalimantan utara (sabah-serawak) dari cengkeraman antek-antek nekolim malaysia pada tahun 1963. bahkan jauh sebelum itu, atau tepatnya tahun 1960, bung karno, pemimpin besar revolusi, sudah berpidato lantang menggagas mercusuar politik poros dunia baru (nonblok) di depan majelis pbb.

konsepsi bung karno














(bung karno saat menunaikan sholat berjamaah ketika berkunjung ke amerika tahun 1956)

...konsepsi revolusioner bung karno yang mencitacitakan membangun tatanan dunia baru dengan menggagas poros nonblok tentu saja berimplikasi pada perjalanan hidup bangsa selanjutnya. hegemoni amerika dan sekutu baratnya, terancam. mulai saat itulah manuver-manuver politik adidaya mulai beroperasi demi memberangus, menelikung dan menohok bung karno melalui berbagai peristiwa ancaman pembunuhan, sampai akhirnya membendung pengaruh gagasan revolusioner bung karno melalui strategi pembentukan negara (boneka) federasi malaysia pada tahun 1963. tak berhenti si situ, infiltrasi intelejen c.i. a dalam tubuh militer (tni) mulai mengoyak ketahanan dan persatuan bangsa. puncak dari manuver anasir asing, bangsa ini pun memasuki babak tragedi kelam dengan meletusnya peristiwa g-30-s tahun 1965 yang berakibat mengoyak-ngoyak tubuh bangsa. bung karno lalu diisolasi dari rakyat yang amat dicintai dan dibelanya. kekuasaannya dipreteli. dan jalannya revolusi indonesia yang dulu menggelora dahsyat ”dipadamkan” untuk masa tiga dekade di bawah rezim otoritarian yang represif.

Minggu, 30 Agustus 2009

eksodus jadi tki













(bung karno saat menunaikan sholat berjamaah ketika berkunjung ke amerika tahun 1956)

kini setelah 64 tahun merdeka, bangsa ini seperti kehilangan matarantai revolusi yang terputus itu. bangsa ini kehilangan elan nasionalisme dan patriotismenya. bangsa ini terjerumus ke dalam kehinaan harga diri dan martabat bangsa. jutaan kaum muda desa, eksodus keluar negeri (malaysia, bahrain, arab saudi, uni emirat, kuwait, lebanon, hong kong) dan mereka terpaksa hidup bertahan menjadi jongos, babu bahkan sering saudara sebangsa kita diposisikan sebagai budak teraniaya. rongrongan dari negara boneka nekolim malaysia sering mencucuk hidung kita. pulau sipadan dan ligitan, lepas dari kedaulatan teritori kita. insiden di wilayah ambalat (ambang batas laut) terjadi terang-terangan. aneksasi klaim budaya reog, lagu rasa sayange, tari pendet, wayang kulit, batik dan angklung benar-benar sudah terjadi, sekarang ini. secara perlahan tapi pasti, negara boneka nekolim malaysia ingin melipat peta kedulatan Indonesia kedalam peta federasi malaysia. kini tampaknya , bangsa ini tak setangguh dulu lagi. kita tak memiliki rasa percaya diri lagi sebagai bangsa yang besar, karena tekanan-tekanan problem kebangsaan kita makin berat saja. tak ada solusi yang lebih komprehensif selain kembali lagi ke jalan spirit revolusi 45, menemukan kembali karakter bangsa, menggembleng kembali moral dan mental bangsa yang terkonstaminasi budaya korup memble sontoloyo.












(bung karno berdoa usai sholat saat berkunjung ke amerika tahun 1956 didampingi diplomat ulung roeslan abdulgani)

...pada era 70-an, bangsa ini masih memiliki reserve jiwa patriot tinggi ketika mengintegrasikan timor timur pada masa perang dingin. kohesi kebangsaan kita, memang mengalami pasang surut. belum lama kita lepas dari deraan rongrongan separatisme gerakan aceh merdeka (gam). bahkan sampai hari ini kita belum menuntaskan problem separatisme papua (opm) dan maluku selatan (rms), bahkan juga potensi dan ancaman gangguan dari kaum radikal teroris. bersyukur, sampai hari ini kita masih dapat menjaga semangat hidup bangsa meski kita dihempas bencana alam yang bertubi-tubi seperti tsunami dan bencana alam dahsyat lainnya. kita juga pernah limbung sempoyongan dihantam badai krisis moneter yang parah tahun 1997/1998. harus diakui, stamina ketangguhan sebagai suatu bangsa, kini mulai surut. kohesi kebangsaan mulai mengendor. elan nasionalisme dan patriotisme bangsa meredup digerus oleh bahaya laten gelombang gaya hidup global yang bercorak kapitalis, liberalis, materialistis dan hedonistis. bangsa ini harus membuka kembali ajaran revolusioner bung karno yang sampai akhir hayatnya teguh memegang prinsip kedaulatan bangsa.












sekali lagi, nasionalisme dan patriotisme bangsa kita mulai memudar. mungkinkah nkri akan terus jaya tanpa spirit nasionalisme dan patriotisme kaum muda? spirit persaudaraan sebangsa lenyap bersamaan dengan menderasnya gaya hidup global yang melibas moralitas dan mentalitas bangsa. kaum muda perkotaan steril dari maslah kebangsaan. mereka tenggelam asyik masyuk dalam irama gaya hidup global yang membius. mereka makan aneka menu kulineri (brand product) asing yang tersedia lengkap di mal dan café-café. mereka sibuk berlomba mengumpulkan koleksi benda aksesoris untuk menunjang gaya hidup ala borjuis kapitalis. mereka lupakan suadara sebangsanya yang tinggal di desa-desa pelosok yang hidupnya terlantar, dan terpaksa menjual sawah dan ternaknya agar dapat merantau ke negeri jauh untuk sekadar menjadi tki pahlawan devisa, yang kadang berspekulasi dan dapat mengancam jiwanya karena dianiaya. bila para pendiri negara hadir menyaksikan kondisi sosial ini, pastilah mereka berlinang air mata. karena tujuan dan hakikat kemerdekaan adalah melindungi jiwa raga dan memakmurkan rakyat indonesia.












kaum muda perkotaan kehilangan nasionalisme dan patriotismenya. mereka terlena dibuai gaya hidup global yang difasilitasi oleh regulasi rezim ekonomi liberal yang tak terbendung lagi. mereka tenggelam dalam tata pergaulan global yang melibas nilai-nilai kultur kegotongroyongan yang sejatinya adalah inti dari jiwa ideologi pancasila. padahal, globalisme membawa “sampah kotoran” westernisasi yang tidak selaras dengan nilai-nilai luhur dan kultur bangsa. sebagai ilustrasi lihatlah tayangan program tv yang dikemas secara liberal tanpa sensor internal, menayangkan program seronok, vulgar, dan bercitarasa dangkal, mempertontonkan kebebasan (pornografi dan pornoaksi). bahkan lembaga penjaga moral seperti mui dan kpi (komisi penyiaran Indonesia) menjadi tidak efektif karena pemilik (manajemen) stasiun tv hanya peka menghitung kalkulasi nilai bisnis komersial, dan sama sekali tak memiliki landasan moral untuk membangun karakter bangsa yang kini sedang limbung mengalami kekacauan nilai dan visi hidup berbangsa. tak malukah kita pada para pendiri negara yang menjunjung nilai-nilai luhur budaya bangsa?












bung, hampir mustahil mengharapkan situasi dan kondisi sosial saat ini dapat berubah ke arah yang ideal dan sejiwa dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan seperti diamanatkan konstitusi uud 1945 yang murni. rezim saat ini, bukanlah tipikal pemimpin revolusioner, yang dapat menuntaskan problem bangsa yang kompleks dan penuh komplikasi. perlu kesadaran sosial yang tinggi untuk menjemput suatu momentum perubahan dengan loncatan besar jauh ke depan, yang dapat menyambung kembali matarantai spirit revolusi empat lima yang sempat terputus selama tiga dekade lebih. kesadaran sosial tinggi hanya tumbuh bersemai dalam jiwa kaum muda patriotis dan nasionalistis dengan kobaran idealisme yang meluap untuk menyalakan kembali obor revolusioner bangsa yang dulu tangguh melintasi berbagai gelombang peperangan yang heroik dan romantik, sekaligus tegar melintasi berbagai tantangan zaman. satu tekad, satu aksi, satu simpul gerakan untuk perubahan besar bagi kejayaan bangsa yakni: revolusi!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Kamis, 27 Agustus 2009

ganyang malaysia...


















...bung, renungkan ini. ideologi pancasila semakin pudar dan sekadar aksesoris yang tersimpan dalam gudang sejarah bangsa. semakin jelas, bahwa problem kebangsaan kita saat ini tergolong serius, kompleks dan penuh komplikasi. dalam sepekan ini saja misalnya, riuh rendah protes rakyat yang menyuarakan "ganyang malaysia" dengan berbagai model ekspresinya. substansi pesan kemarahan rakyat tampak begitu vulgar. bahkan ada yang menyobek dan membakar bendera kebangsaan malayasia. kegeraman ini muncul sebagai akibat dari klaim iklan wisata malaysia yang menampilkan cuplikan visual tari pendet dan wayang kulit dalam iklan tersebut . dan ini bukan yang pertama. beberapa bulan lalu, versi iklan wisata malaysia juga memvisualisasikan performa kesenian rakyat reog ponorogo. dan ini jelas memberi pencitraan yang menyesatkan kepada publik dunia yang menyaksikan tayangan iklan tersebut. ini sungguh keterlaluan. tampaknya, malaysia tak sungkan dan amat ceroboh, bahkan sengaja menciptakan manuver vulgar yang mengusik kedaulatan bangsa.

ganyang malaysia...













...tak berhenti sampai di situ, kini bahkan muncul kasus baru di situs internet, yang (tampaknya) diterbitkan oleh (orang) malaysia, dengan memplesetkan lirik lagu kebangsaan "indonesia raya" dengan nada penuh cemooh atau olok-olok sarkartis yang menohok martabat serta harga diri bangsa. catatan kasus lainnya adalah insiden pelanggaran berkali-kali atas kedaulatan teritorial ambalat. Juga kasus tki, terutamanya perlakuan tak manusiawi atas anak bangsa yang kepepet hidupnya di malaysia dan terpaksa bekerja sebagai jongos atau babu. kita sudah sering mendengar berbagai kasus penganiayaan atau penyiksaan, yang pada akhirnya hanya memposisikan saudara sebangsa kita dieksploitasi bagai budak tak martabat. sebagai saudara sebangsa, apakah anda cuma bisa mengelus dada di depan tv atau sekadar menetralisir situasi belaka seperti orang yang tak berdaya, dan mana jiwa patriotis sebagai bangsa yang besar?

ganyang malaysia...











...menyikapi semua problem kebangsaan ini, apakah kita benar-benar tak berdaya atau tetap saja bersikap apatis membiarkan rezim yang berkuasa saat ini bertindak proporsional untuk menganyang malaysia? satu hal penting harus dikatakan di sini bahwa rakyat yang berjiwa revolusioner sudah pasti akan sangat kecewa, karena reaksi solusi kebijakan rezim saat ini, hanya “berani” sebatas menyampaikan nota protes diplomatik, thok. kaum revolusioner amat menyadari bahwa bangsa ini memang sudah lama kehilangan karakter patriotiknya , sudah lama kehilangan jiwa revolusionernya, sudah lama kehilangan elan nasionalismenya, sudah lama kehilangan moralitas proklamasinya. jikalau ini dibiarkan terus, maka tak sampai satu abad dari sekarang, kedaulatan nkri akan tercabik, terkoyak, dan bubar berantakan karena komplikasi tekanan-tekanan problem kebangsaan yang akut.

ganyang malaysia...


















...bagaimana nkri dapat berjaya terus, bila bangsa ini tak memiliki nasionalisme dan patriotisme tinggi untuk memajukan bangsanya. renungkan ini: mana kedaulatan ekonomi bangsa ini, mana kedaulatan pangan bangsa ini, mana kedaulatan pertahanan bangsa ini, mana kedaulatan teritorial bangsa ini. lihatlah bukan saja insiden lepasnya sipadan dan ligitan saja, melainkan juga kasus iklan dilegonya 3 pulau di kepulauan mentawai. dan ketika kasus itu terekspose ke publik, semua aparatur negara di daerah ramai-ramai lepas tangan, saling lempar tanggung jawab. ini memperlihatkan betapa parah dan bobroknya moral kebangsaan kita. apakah kita tetap bersikap apatis dan membiarkan persoalan-persoalan baru muncul dengan intensitas lebih sering dan lebih merongrong kedaulatan bangsa ini? harus ada tindakan aksi demi perubahan besar untuk kejayaan bangsa ini yakni kembali pada spirit revolusi 45, kembali pada proses penggemblengan mental dan moral bangsa secara masif dan intensif, kembali membangun ekomomi yang berbasiskan pada pertanian (kultur desa agraris) dan kemaritiman, kembali kepada nilai-nilai ideologi (sosialis) pancasila, kembali pada konstitusi uud 1945 yang murni, kembali kepada ajaran-ajaran revolusioner bung karno.

ganyang malaysia...













...hanya dengan jalan kembali ke spirit revolusi 45 inilah, kita dapat membangkitkan nasionalisme dan patriotisme bangsa, dan tumbuh sebagai bangsa yang barkarakter pancasila, tegas dan lugas dalam penegakan hukum dan keadilan, tegas dan lugas dalam mengganyang koruptor dan para penghianat bangsa yang telah menjual aset negara, melumat kekayaan hutan, menyedot secara monopoli sumber kekayaan energi, memburu pengemplang blbi serta menenggelamkan mereka ke tengah lautan pada malam buta. bila bangsa ini tak segera kembali ke jalan revolusi 45, maka bangsa ini akan selamanya limbung terhuyung, tak punya arah, tak punya tujuan, tak punya militansi sebagai bangsa pejuang. karenanya, kaum revolusioner muda harus bangkit, harus merapatkan barisan, harus menghimpun simpul gerakan untuk menjemput momentum perubahan besar melalui satu jalan: revolusi!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Selasa, 25 Agustus 2009

wasiat bung karno


















salam revolusi!
bung karno, pemimpin besar revolusi, berwasiat pada tahun 1964 melalui pidato tavip (tahun vivere pericoloso) bahwa revolusi indonesia belumlah selesai. bahwa revolusi bukanlah sekadar mengusir kolonial belanda, melainkan mewujudkan satu karakter bangsa yang berakar kuat pada nilai-nilai sosialisme. hampir tiga dekade lebih, jalannya revolusi indonesia mandek, ditelikung oleh rezim orde baru yang otoritarian dan memberangus hak-hak demokrasi rakyat.

kini saatnya, kaum revolusioner muda di seantero negeri perlu merapatkan barisan, mengokohkan simpul gerakan untuk merebut kembali momentum revolusi, mengarahkan sejarah bangsa ke idealisasi cita-cita kemerdekaan, membangun jiwa pancasila, mengaplikasikan uud 1945 murni secara konsisten dan konsekuen, menyeret koruptor dan para penghianat bangsa yang menjual aset negara, membuang jauh-jauh gaya hidup kota yang bercorak kapitalistik, materialistik dan individualistik. mendorong orientasi pembangunan yang berbasiskan pertanian desa dan kemaritiman.

bangsa ini perlu sungguh-sungguh mendorong arah pergerakan bangsa agar kembali kepada cita-cita kemerdekaan empat lima. artinya, kita kembali melanjutkan jalannya revolusi yang dirintis oleh bung karno. untuk mencapai momentum itu, kaum muda revolusioner harus mendorong perubahan besar agar nilai-nilai kebangsaan kembali menguat dan spirit kegotongroyongan yang menjadi inti jiwa pancasila dapat diwujudkan dalam kehidupan berbangsa. untuk itu, hanya satu jalan untuk perubahan besar: revolusi!

Selasa, 18 Agustus 2009

prosa keroncong kemerdekaan [1]













(1)

ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. bersiaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. jangan biarkan negeri ini tercabik atau terperangkap dalam penjajahan neo-kolonialisme dan imperalisme baru. jangan biarkan ideologi pancasila tercampakkan sekadar aksesoris kehidupan berbangsa. jangan biarkan konstitusi uud 1945 sekadar riuh diwacanakan. Jangan biarkan kaum muda pedesaan lebih banyak lagi yang eksodus ke negeri jauh demi hidup payah sebagai babu, jongos, atau bahkan jadi budak tak diupah dan teraniaya. buat apa bangsa ini merdeka, jikalau rakyatnya tetap hidup terjajah di negeri orang.

prosa keroncong kemerdekaan [2]














(2)

ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. bersiaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. buat apa negeri kaya energi dan sumber daya alam, jikalau rakyatnya tetap tidur menggelandang di trotoar jalan atau di kolong jembatan, menempati gubuk-gubuk reyot di sepanjang bantaran kali kumuh, hidup darurat di sepanjang rel kereta api. buat apa negeri dengan tanah yang subur, jikalau masih kita dapati rakyat di pedesaan makan nasi aking, bergizi buruk, atau terpaksa antri menadah tangan mengharapkan sokongan blt.

prosa keroncong kemerdekaan [3]














(3)

ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. ber siaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. buat apa makna tumpah darah jutaan nyawa pejuang merebut kemerdekaan, jikalau kehidupan para veteran pejuang bangsa, tetap saja masih terabaikan, atau sering kita jumpai rakyat menjerit histeris dan lari tunggang-langgang karena lapak dagangannya diobrak-abrik satpol pp menjelang lebaran. dan yang ironisnya nasib mereka sama-sama miskin hidupnya.

prosa keroncong kemerdekaan [4]















(4)

ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. bersiaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. buat apa menggalang spirit persatuan, jikalau rakyat pinggiran dibiarkan hidup meregang dalam kemiskinan, sementara orang-orang di perkotaan mempertontonkan gebyar kemewahan dan libido keserakahan dalam kemasan gaya hidup hedonistis, materialistis, dan individualistis. buat apa proklamasi kemerdekaan, jikalau sampai hari ini segelintir orang masih mengangkangi dan menguasai hajat hidup rakyat banyak, dan secara eksklusif mengeksploitasi sumber daya alam dan energi, sibuk berstrategi menjual aset negara, membangun kartel kekuasaan ala mafioso.

prosa keroncong kemerdekaan [5]














(5)

ini keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syhadu mendayu. katakan kepada kaum revolusioner muda di seantero negeri, rapatkan barisan, perkokoh simpul gerakan. bersiaplah untuk bergerak serentak menjemput momentum revolusi. jangan lanjutkan kehidupan berbangsa dengan sejumput harapan semu dan impian kosong. jangan lanjutkan penderitaan rakyat lebih lama lagi. jangan lanjutkan retorika politik tentang kesejahteraan semu dengan seribu janji tanpa bukti. jangan lanjutkan. jangan lanjutkan konsesi dengan menggadaikan esensi sakral kemerdekaan patlima yang hakiki. jangan lanjutkan konspirasi agung buat mencabik-cabik tatanan demokrasi. Ini sunguh keroncong kemerdekaan, murni tanpa irama syahdu. dan katakan kepada mereka, jangan lanjutkan, jangan lanjutkan, jangan lanjutkan!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

REFLEKSI KEMERDEKAAN


















salam revolusi! bung karno, bapak bangsa, proklamator, pemimpin besar revolusi, ideolog yang revolusioner, sepanjang hidupnya hanya memikirkan bangsa dan negara. ia tulus ikhlas membayar ongkos perjuangannya dengan hidup bertahun-tahun dalam masa pembuangan yang getir di bengkulu, penjara sukamiskin, boven digul (papua). wasiat historis bung karno yang harus tetap diaktualisasikan oleh kaum muda saat ini adalah, "revolusi belumlah selesai!". jalannya revolusi 45, terhenti atau tertunda selama lebih tiga dekade karena peristiwa penelikungan g-30-s 1965, yang pada akhirnya mengantar jenderal besar soeharto berkuasa selama 32 tahun tanpa jeda. kaum muda saat ini perlu kembali ke spirit revolusi 45, melanjutkan proses penggemblengan mental dan moral bangsa agar tidak lembek, tidak melankolis atau tidak bermental kroco sontoloyo yang pada akhirnya menghianati cita-cita kemerdekaan, atau menjual aset negara, menginjank-injak maratabat dan kedaulatan bangsa, atau berjiwa oportunis dan menjadi antek-antek nekolim (neokolonialisme dan imperialisme).

Jumat, 14 Agustus 2009

awas nekolim












salam revolusi! kaum revolusioner agak lega saat mencermati pidato kenegaraan yang disampaikan presiden tadi pagi (14/8) di gedung dpr, senayan. pidato tadi pagi mercerminkan kepekaan kontekstual terhadap berbagai masalah kebangsaan saat ini, terutama terkait problem kedaulatan ekonomi, kedaulatan budaya bangsa, kedaulatan politik-keamanan. kita lihat saja apakah pidato tadi pagi hanya sekadar retorika politis, atau benar-benar akan menjadi landasan garis kebijakan rezim mendatang dalam mengantar dan mendorong bangsa ini menggapai cita-cita kemerdekaannya, membangun masyarakat yang sejahtera, adil makmur. kaum muda revolusioner di seantero negeri tak akan membiarkan bangsa ini terkooptasi bangsa asing dan terperangkap ke dalam jejaring neokolonialisme dan imperialisme (neokolim) global. biar bagaimana pun berat susahnya, kedalautan ekonomi, budaya, dan kedaulatan politik-keamanan harus tetap dijaga integritasnya. karena kedaulatan bangsa direbut melalui perang kemerdekaan dengan pertaruhan jutaan nyawa pejuang, genangan darah pahlawan dan air mata rakyat desa yang berjihad fii sabilillah demi berdirinya nkri. bung karno dan bung hatta mewakili segenap rakyat, akhirnya memenuhi panggilan sejarah, hadir di suatu pagi di bulan ramadhan dalam momentum sakral menggemakan proklamasi kemerdekaan.

masalah sosial












jangan pula membiarkan rakyat pedesaan hidup berlama-lama dalam belenggu kemiskinan. jangan biarkan aparat satpol pp bertindak tidak beradab dalam menertibkan saudara sebangsa dengan cara main pentung, main gebuk dan main tending. jangan biarkan anggota dewan cuma asyik bersidang dan mengatur konsesi proyek ala kkn. jangan pula mempertontonkan manuver politik yang menghianati bangsa dan mengingkari cita-cita kemerdekaan. jangan pula membiarkan eksekutif berorientasi pada kekuasaan kartel parpolnya. Jangan membiarkan kultur kerja birokrat yang bermental sontoloyo dengan melanggengkan budaya kkn, jangan biarkan para penegak hukum bermental slintat-slintut, leda-lede, atau bermain “topeng” dalam ranah panggung pengadilan. jangan biarkan aset negara direkayasa dan lalu dijual obral tanpa kontrol.

air mata sejarah


















bung, jangan sekali-kali melupakan linangan air mata sejarah perjuangan bung karno, bung hatta, pangsar jenderal sudirman. jangan sekali-kali rezim yang berkuasa atau generasi kini menghianati perjuangan bangsa. jangan sampai melupakan jutaan nyawa pejuang perang kemerdekaan. jangan sampai arwah pejuang atau pahlawan bangsa menagih hutang sejarah kepada generasi kini melalui berbagai terpaan musibah dan bencana alam. jangan sampai satu nyawa bangsa mati teraniaya, gara-gara mengadu nasib mencari nafkah jadi jongos atau babu di negeri orang. jangan sampai membiarkan rakyat miskin di desa atau di bantaran kali kumuh, menggelapar sekarat atau terlunta-lunta karena tak punya cukup duit buat berobat, buat menyekolahkan anaknya, buat membeli pupuk pertaniannya. jangan sampai kesenjangan sosial makin menganga lebar. jangan sampai keluarga pahlawan, pejuang, prajurit berpangkat rendah atau purnawirawan hidup telantar, atau martabat harga dirinya seperti dinistakan, padahal mereka sepanjang hidupnya siap bela negara dengan pertaruhkan nyawa.

jikalau hal-hal tadi sampai terjadi, maka bangsa ini akan segera menuai siklus instabilitas yang mengguncang ikatan kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme. negara dan bangsa akan terancam dalam posisi bahaya. dan logis, bila kaum muda revolusioner di seantero negeri akan segera merapatkan barisan, menuntut hak-hak proklamasi kemerdekaannya, dan tak akan gentar menceburkan semua para penjilat, penghianat dan perusak moral bangsa ke tengah samudera yang luas dan dalam. kaum muda revolusioner niscaya siap mendorong terjadinya momentum revolusi demi menjaga implementasi nilai-nilai luhur ideologi pancasila dan menjaga jiwa konstitusi uud 1945 dapat dilaksanakan sungguh-sungguh, tulus dan konsekuen.

pemerataan pembangunan














mungkin, bangsa ini tak bisa menggantungkan harapan pada rezim pengganti pasca-soeharto yang jatuh akibat krisis moneter yang parah tahun 1997/1998. sejarah mencatat rezim transisi yang berkuasa pasca-soeharto yakni: bj habibie, kh abdurrahman wahid, megawati soekarno putri, susilo bambang yudhoyono. semua rezim ini seperti tak memiliki konsepsi revolusioner dalam mengantar bangsanya untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur. kita rasakan ketimpangan atau kesenjangan sosial, prioritasnya pemerataan pembangunan tidak sampai menyentuh rakyat di kawasan pesisir dan juga di sepanjang kawasan perbatasan. pertikaian atau konflik sosial yang dipicu oleh berbagai varian problem kemelaratan (ekonomi), ketidakadilan, sempitnya lapangan kerja dan ketidakpastian masa depan. Seharusnya bangsa ini harus segera mengkonslidasikan pilar demokrasi, menegakkan kembali ideologi pancasila, melaksanakan sungguh-sungguh amanat konstitusi uud 1945, melanjutkan fase penggemblengan mental karakter bangsa yang dijiwai revolusi 45 dengan landasan spirit nasionalisme dan patriotisme bangsa.

menuju jalan revolusi













rezim yang berkuasa saat ini jangan sekadar menjalankan otoritas kekuasaan secara konservatif, tanpa visi, tanpa konsepsi, atau tanpa tujuan cita-cita yang jauh ke depan . selain itu, standarisasi kualitas sdm legislatif (anggota dpr terpilih) semestinya segera dibenahi melalui pembekalan materi sejarah dan juga wawasan kebangsaan. hal seperti ini sangat mungkin bila diselenggarakan oleh lembaga resmi seperti lemhanas. sebagian besar kualitas dpr/dprd hasil pileg 2009, hanya berorientasi pada jabatan dan kekuasaan, tak memiliki kepedulian tinggi, tak memiliki karakter jiwa yang merakyat, sangat minim wawasan sejarah kebangsaan. padahal, anggota dewan mestinya harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi, harus memiliki wawasan sejarah kebangsaan, dan memiliki standar moral yang jujur dan terpercaya. sementara, sekitar 40-an parpol yang bertugas merekrut anggota dewan, tak mencerminkan performanya sebagai parpol yang kredibel dan akuntabel. puluhan parpol yang baru dibentuk menjelang pemilu 2009 lalu itu, lebih menyerupai mobil omprengan yang ngetem di halte-halte darurat. para pengurus parpol berteriak-teriak bagai kenek omprengan yang berebut penumpang. kalau sudah begini, akan dibawa ke mana bangsa dan negara ini. quo vadis indonesia? Dan ini semua mencerminkan buruknya moralitas kebangsaan generasi kini. sangat sulit membenahi sikap moral dan mental bangsa yang telanjur rusak, kecuali harus ada tekad kuat dari kaum muda revolusioner untuk memenuhi panggilan sejarah, mendorong terus ke arah momentum revolusi, mengubah orientasi berpikir dan gaya hidup bangsa melalui proses penggemblengan sosial yang masif, agar bangsa ini kembali ke cita-cita sejati revolusi 45, berkarakter dan bermoral pancasila.

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Selasa, 11 Agustus 2009

moralitas bangsa













(sang saka, berkibar di udara, berkobar dalam jiwa)

salam revolusi! hei bung, jangan biarkan hidup rakyat pedesaan hidup telantar dalam kemiskinan, jangan biarkan para politisi, rohaniawan dan budayawan cuma asyik bercokol di jakarta atau duduk ongkang-ongkang, jangan biarkan aparat satpol pp bertindak sadis menertibkan saudara sebangsanya dengan cara main pentung dan main gebuk, jangan biarkan anggota dewan hanya asyik bermain-main dengan konsesi kekuasaan atau mempertontonkan budaya politisi busuk. jangan biarkan jajaran eksekutif cuma berpikir mementingkan kartel parpolnya, dan abai melayani rakyatnya. Jangan biarkan para birokrat sontoloyo melanggengkan budaya kkn, jangan biarkan para penegak hukum yang bermental slintat-slintut bermain “topeng” dalam ranah panggung pengadilan. jangan biarkan bila biaya sekolah dan kuliah mencekik rakyat miskin. jangan biarkan aset negara direkayasa dan lalu dijual obral tanpa kontrol.

ingat sejarah


















(bung karno, bapak bangsa, penyambung lidah rakyat, ideolog revolusioner. cita-cita besarnya, kini dilupakan orang, dibuang dalam gudang sejarah. generasi kini jelas mendurhakainya)


bung, jangan sekali-kali melupakan linangan air mata sejarah perjuangan bung karno, bung hatta, pangsar jenderal sudirman. jangan sekali-kali rezim yang berkuasa atau generasi kini menghianati perjuangan bangsa. jangan sampai melupakan jutaan nyawa pejuang perang kemerdekaan. jangan sampai arwah pejuang atau pahlawan bangsa menagih hutang sejarah kepada generasi kini melalui berbagai terpaan musibah dan bencana alam. jangan sampai satu nyawa bangsa mati teraniaya, gara-gara mengadu nasib mencari nafkah jadi jongos atau babu di negeri orang. jangan sampai membiarkan rakyat miskin di desa atau di bantaran kali kumuh, menggelapar sekarat atau terlunta-lunta karena tak punya cukup duit buat berobat, buat menyekolahkan anaknya, buat membeli pupuk pertaniannya. jangan sampai kesenjangan sosial makin menganga lebar. jangan sampai keluarga pahlawan, pejuang, prajurit berpangkat rendah atau purnawirawan hidup telantar, atau martabat harga dirinya seperti dinistakan, padahal mereka sepanjang hidupnya siap bela negara dengan pertaruhkan nyawa.

jikalau hal-hal tadi sampai terjadi, maka bangsa ini akan segera menuai siklus instabilitas yang mengguncang ikatan kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme. negara dan bangsa akan terancam dalam posisi bahaya. dan logis, bila kaum muda revolusioner di seantero negeri akan segera merapatkan barisan, menuntut hak-hak proklamasi kemerdekaannya, dan tak akan gentar menceburkan semua para penjilat, penghianat dan perusak moral bangsa ke tengah samudera yang luas dan dalam. kaum muda revolusioner niscaya siap mendorong terjadinya momentum revolusi demi menjaga implementasi nilai-nilai luhur ideologi pancasila dan menjaga jiwa konstitusi uud 1945 dapat dilaksanakan sungguh-sungguh, tulus dan konsekuen.

sokoguru perekonomian


















(bung hatta, bapak koperasi yang bersahaja)

bila koperasi tidak lagi menjadi soko guru perekonomian bangsa, bila korporasi liberal dibiarkan melenggang bebas mengangkangi ratusan juta rakyat desa miskin. bila gaya hidup masyarakat perkotaan yang kapitalistis, individualistis dan materialistis tetap terus dilanggengkan; maka konsekuensi logisnya, bangsa ini akan tetap menuai instabilitas politik yang dapat membuat kehidupan berbangsa berada dalam posisi keterancaman yang membahayakan negara. dan ingat wasiat bung karno, “kutitipkan negara ini kepadamu”. ya! bung karno dan generasi 45 hanya sekadar “menitipkan”, dan bukan “mewariskan” negara ini untuk digadaikan, apalagi dijual bebas kepada investor (bangsa) asing.

separatisme dan radikalisme














(foto: bung karno muda, ideolog revolusioner, penggali pancasila)

sejarah bangsa menyodorkan banyak pelajaran penting, bahwa separatisme, radikalisme agama, terorisme, ekstrimitas politik, pemberontakan sampai merebaknya kriminalitas sosial lebih diakibatkan karena negara tidak segera bertindak secara antisipatif untuk menjawab berbagai masalah kebangsaan di atas tadi. kini, kita berada dalam persimpangan jalan yakni, melanjutkan kontinuitas perjalanan dengan membiarkan begitu banyak masalah kebangsaan tanpa solusi startegis yang revolusioner, atau menyadari kekeliruan dan karenanya, bangsa ini harus segera membangun satu jalan kebangsaan yang akomodatif terhadap segala tantangan kontekstual masa kini dan juga mampu menjawab tantangan global yang menghadang di depan.

kemakmuran rakyat














(bung karno bersama presiden yugoslavia, josep broz tito)

bung karno, bung hatta dan angkatan 45-nya telah menunaikan tugas sejarahnya dengan merumuskan ideologi pancasila, dan merancang konstitusi uud 1945. generasi kini harus mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya mudah dilaksanakan seperti menyejahterakan dan memakmurkan rakyat, mengingat negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah. tapi mengapa segala kelimpahan dan kekayaan sumber daya alam tersebut, menjadi “kutukan” yang membuat rakyat bagai ayam yang mati menggelapar dalam lumbung padi.

masalah kebangsaan
















(bung karno bersama perdana menteri jepang, kishi nobusuke, di tokyo, jepang, tahun 1958)

kita tahu, belum sampai satu abad indonesia merdeka, namun problem kebangsaan yang dihadapi bangsa ini, begitu kompleks dan serius. bayangkan, kita saat ini teritnggal begitu jauh dari china. dan bila dirunut, basis masalah kebangsaan yang kita hadapi, niscaya berakar pada pudarnya nasionalisme dan patriotisme bangsa. bila hal ini tak segera diatasi dengan pendekatan yang revolusioner, maka akumulasi dan komplikasi masalah kebangsaan ini akan menggoyahkan fundamental ideologi negara.

cita-cita revolusi 45















(bung karno bersalaman dengan sekjen pbb, dag hammarskjold, 24 mei 1956)

klimaksnya, bangsa ini akan mempercepat proses keruntuhan nkri. dan bayangkan bila bung karno, bung hatta, bung syahrir, pangsar jenderal sudirman dan angkatan 45 hadir saat ini dan menyaksikan perilaku kebangsaan kita yang menjual aset negara, menimbun utang tujuh turunan, serta mengingkari ideologi pancasila dan mencabik-cabik uud 1945, betapa menangis pilu para pendiri bangsa, betapa akan sia-sia belaka genangan darah pejuang, linangan air mata ibu pertiwi menyaksikan perilaku sosial kebangsaan kita. generasi kini telah mendurhakai generasi 45 dengan meninggalkan dan mengubur cita-cita luhur revolusi 45.

wawasan sejarah politisi














(bung karno, pemimpin besar revolusi, berdialog dengan pemimpin revolusi china mao tse tung atau mao zedong, 24 november 1956)

bila nkri (terpaksa) bubar atau mengalami nasib tragis seperti yugoslavia atau uni soviet, maka buyar sudah impian generasi 45 yang mendirikan negara ini dengan genangan darah, linangan airmata dan menyia-nyiakan jutaan nyawa pejuang yang gugur di medan perang kemerdekaan. sejarah tentang sebuah bangsa yang tercabik, sejarah tentang sebuah negara modern yang bubar, bukanlah kisah isapan jempol belaka. bung karno, bung hatta dan pangsar jenderal sudirman bukanlah tokoh mitos fiksi, melainkan mereka bersama angkatan 45-nya, adalah tokoh sejarah yang nyata-nyata telah mendedikasikan hidupnya demi bangsa dan negara yang dicintainya. apakah politisi kita di hari ini memiliki penghayatan yang memadai dalam mahami sejarah berdirinya nkri yang dibangun dengan genangan darah pejuang, airmata pahlawan ksatria dan pengorbanan rakyat desa yang tulus.

kedaulatan ekonomi














(bung karno bersama john f kennedy sedang melewati pasukan kehormatan di pangkalan angkatan udara amerika. kunjungan bung karno dalam rangka membahas insiden kuba, 24 april 1961)

setidaknya keseriusan masalah kebangsaan saat ini dapat diidentifikasikan dan diklasifikasikan menjadi tiga faktor yakni: pertama, kedaulatan ekonomi bangsa yang terperangkap dalam jejaring liberalisme dan kapitalisme global; kedua, kedaulatan budaya bangsa yang terlucuti, tereduksi dan terkooptasi oleh proses westernisasi kebudayaan global yang berbasis kapitalisme, individualisme, materialisme dan hedonisme.

karakter bangsa


















(bung karno bersama perdana menteri uni soviet (rusia), nikita khrushchev, 6 oktober 1960)

kenanglah bung karno, bapak bangsa yang mencitacitakan bangsa ini memiliki karakter nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. bangsa yang digembleng hampir hancur lebur, bangun kembali. digembleng hampir hancur lebur, lalu bangun kembali. lihatlah kini, kaum muda kita telah menyerahkan jiwa-raganya kepada produk kapitalis global. otaknya dibiarkan dicuci oleh berbagai program tv yang berorientasi pada westernisasi, dicekoki film hollywood, dibius oleh gaya hidup borjuasi global. proses penghancuran karakter bangsa ini tak segera disadari oleh rezim ini yang justru sibuk memburu utangan baru dan menambah beratnya belenggu yang mengikat kaki generasi mendatang.

tiga faktor masalah kebangsaan


















(bung karno turun dari spoor di rangkasbitung, tahun 1957)

benturan nilai dari gaya hidup inilah yang kini berkecamuk dan pada akhirnya menyeret amerika ke dalam pusaran kekerasan perang global melawan musuh laten ideologi radikaliseme agama. faktor ketiga, kedaulatan teritorial berpotensi akan terancam karena elan nasionalisme dan patriotisme bangsa meredup, prioritasnya di kalangan kaum muda perkotaan yang terseret dalam arus besar gaya hidup global. pemimpin besar revolusi bung karno sering menekankan pentingnya penggemblengan mental karakter bangsa agar mampu berdikari secara ekonomi, bermartabat, berdaulat, dan kokoh dalam nasionalisme yang berasaskan budaya gotong royong.

instabilitas politik dan keamanan


















(bung karno mbezoek korban perang, tahun 1946)

ketiga faktor di atas itulah yang kini melilit bangsa ini, dan membuat bangsa ini terhuyung-huyung sempoyongan berada dalam kemelut ketegangan sosial terus menerus. ini pula yang mengguncang stabilitas politik dan keamanan melalui berbagai varian separatisme, radikalisme agama, terorisme, ekstrimitas politik, pemberontakan dan kriminalitas yang meluas. berbagai problem kebangsaan di atas inilah pada hakikatnya menjadi pr serius dan mendesak bagi generasi kini demi kelangsungan atau kesinambungan proses estafeta nkri ke depan. pemimpin harus menyatu dengan rakyatnya. bung karno sebagai bapak bangsa memberi keteladanan di masa lalu. bung karno menyatu dengan rakyatnya. ia sering berada di tengah-tengah rakyat jelata, menyapa, memeluk hangat dan lebih sering mendengarkan keluh kesah mereka. bung karno telah membentangkan jalan revolusi bagi bangsa ini, dan revolusi belumlah selesai. spirit revolusi mulai ditinggalkan oleh bangsa ini, sejak terjadinya penelikungan kekuasaan atas rezim bung karno pada dekade 1965 melalui peristiwa g30s.

gaya hidup westernisasi


















(bung karno di gang kampung yang kumuh. hatinya menyatu dengan rakyat jelata)

kesenjangan sosial yang kini menganga lebar antara miskin dan kaya, jelas merupakan faktor akseleratif yang mengguncang ketahanan nasionalisme dan patriotisme, dan karenanya harus ada ketulusan politik yang revolusioner untuk mengubah orientasi dan strategi pembangunan, yang lebih fokus pada pembangunan desa yang berbasis kemaritiman dan keagrarisan. perlu membentengi moral kaum muda dari pengaruh masif budaya gaya hidup global yang berorientasi pada westernisasi, kapitalisme, individualime, materialisme dan hedonisme. bung karno, bapak bangsa yang revolusioner jauh-jauh hari telah mendengungkan suatu ancaman bahaya laten yang dinamakan “nekolim” alias neo-kolonialisme dan imperalisme. ancaman itu kini benar-benar nyata, merasuki jutaan kaum muda kita melalui berbagai aneka produk budaya gaya hidup global yang dikemas dalam etalase modernitas mal, café dan entertainment tontonan tv yang kontra-revolusi.

revitalisasi nasionalisme













(bung karno, penyambung lidah rakyat indonesia, penggali pancasila)

budaya gaya hidup global semacam ini, harus disadari merupakan virus peradaban yang merusak identitas atau jati diri bangsa. dan budayawan, intelektual, cendekiawan, sosiolog dan juga pekerja seni yang concern terhadap pembangunan karakter bangsa harus mampu merumuskan satu strategi yang komprehensif untuk meng-counter arus besar proses westernisasi yang menyusup melalui kemasan trend gaya hidup global. perjalanan bung karno bersama generasi angkatan 45-nya menjadi penting direvitalisasikan kembali spirit nasionalisme, heroisme dan patriotismenya. jangan sampai ada keterputusan mata rantai estafeta perjalanan bangsa. generasi kini makin jauh meninggalkan cita-cita kemerdekaan bangsa.

menjaga spirit revolusi



















(bung karno, cita-cita besarnya dilupakan, dan ajarannya dibuang dalam gudang sejarah. generasi kini seperti mendurhakainya)

akhirnya, bangsa ini perlu terobosan revolusioner untuk mengatasi semua problem kebangsaan yang dari hari ke hari makin kuat intensitas guncangannya. tak cukup dengan himbauan atau solusi taktis yang bersifat tambal sulam, sektoral atau parsial, tapi harus ada haluan politik besar yang dapat mengubah kesadaran bangsa untuk kembali mengimplementasikan nilai-nilai aplikatif ideologi pancasila ke dalam ranah realitas kehidupan yang riil saat ini. inilah refleksi revolusioner dalam rangka menyambut hari kemerdekaan ri ke 64. ayo bung, gelorakan terus spirit revolusi dalam dada kaum muda bangsa ini, agar elan nasionalisme dan patriotisme kembali berkobar menjiwai bangsa ini. hanya ada satu jalan untuk menggerakkan perubahan besar, yakni melalui jalan: revolusi!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi, kado kemerdekaan ri ke-64)

Sabtu, 08 Agustus 2009

jangan lupakan sejarah


















(bung karno dan perdana menteri india, jawaharlal nehru)

pemimpin besar revolusi, bung karno, berkali-kali menyampaikan wasiat historisnya, “wahai kaum muda, kutitipkan negeri ini kepadamu…”. yup. negeri ini memang didirikan dari genangan darah pejuang, linangan air mata janda pejuang, dan nyawa jutaan rakyat desa yang gugur dalam medan perang merebut kemerdekaan. jadi, jangan sekali-kali melupakan jalannya revolusi 45, jangan sekali-kali mengubur cita-cita kemerdekaan bangsa, jangan sekali-kali memupus spirit nasionalisme dan patriotisme bangsa. para politisi di negeri ini, perlu menghayati nilai-nilai kejuangan sejarah bangsa agar mereka tidak keblinger atau tersesat dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang menjadi cita-cita luhur perjuangan nkri. bila nasionalisme redup, bila patriotisme pupus dari dada kaum muda, maka itu pertanda bangsa dan negara terancam dalam bahaya. tanda-tanda ke arah itu sudah terlihat jelas. telah cukup bukti bahwa generasi muda saat ini benar-benar telah melupakan sejarah, meninggalkan cita-cita kemerdekaan, dan asing akan ideologi pancasila. ini jelas, mencemaskan. terlebih gelombang pusaran gaya hidup global yang berbasiskan nilai-nilai kapitalisme dan materialisme mulai membenamkan generasi muda bangsa dan menjauhkan mereka dari ideologi pancasila.

panggilan sejarah

















(setelah agresi kedua pada bulan desember 1948, ketiga pemimpin republik (bung karno, bung hatta dan bung syahrir diasingkan ke pulau bangka)

bung karno, bung hatta, bung syahrir bersama generasi angkatan 45 telah menunaikan tugas historisnya yang berpuncak pada tanggal 17 agustus 1945, digemakan ke seluruh penjuru dunia momentum sakral proklamasi kemerdekaan bangsa. bung karno bersama angkatan 45-nya, memenuhi panggilan sejarah, menghadang badai dan gelombang masalah kebangsaan. generasi pertama ini telah mengibarkan kedaulatan sang saka merah putih di berbagai podium dan forum diplomasi internasional. dalam pergulatan pemikiran, bung karno akhirnya dapat menggali serta merumuskan ideologi pancasila. juga bersama pemimpin bangsa lainnya, dapat dirumuskan konstitusi uud 1945 sebagai sumber acuan pranata sosial berbangsa dan bernegara sebagai upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaannya.

revolusi belum selesai!











(lanjutkan spirit revolusi, karena proses penggemblengan moral dan mental bangsa belumlah selesai)

bung karno menyadari, akibat penjajahan kolonial yang masif selama ratusan tahun, bangsa ini mengalami kehancuran martabat, moral dan mental bangsa. proses pemulihan psikologis bangsa memerlukan penggemblengan sosial yang revolusioner. dan bung karno tak henti-hentinya berpidato menggelorakan jiwa nasionalisme dan patriotisme bangsa. selain itu, berbagai ujian sejarah juga menghadang yakni, pembebasan irian barat melalui trikora, konfrontasi dengan malaysia, ikut mempelopori gerakan non-blok. semua proses akslerasi penggemblengan bangsa digelorakan melalui berbagai pidato historisnya. bung karno adalah bapak bangsa, yang hari ini perlu dikenang kembali pesan moralnya dan juga konsepsi pemikirannya yang revolusioner. berkali-kali bung karno berwasiat, “ingatlah saudara-saudara, revolusi belumlah selesai…”. dan revolusi baru benar-benar selesai setelah bangsa ini berhasil mewujudkan kesejahteraaan dan kemakmuran rakyat bagi seluruh bangsa indonesia. selama hal itu belum terwujud, maka revolusi memang belumlah selesai.

revolusi terhenti


















di akhir kekuasaan rezimnya yang represif, jenderal besar soeharto tak berdaya menyelamatkan perekonomian bangsa yang terjerumus ke dalam jurang kebangrutan yang parah. prolognya, krisis moneter tahun 1997/1998.

sejarah mencatat, melalui peristiwa pemberontakan g-30-s 1965 yang berujung pada jatuhnya kekuasaaan bung karno, dan kemudian digantikan oleh rezim otoriter soeharto yang berkuasa selama 32 tahun tanpa jeda, mengakibatkan fase penggemblengan revolusi 45 yang dirintis oleh bung karno, menjadi tertunda atau bahkan terhenti lebih dari tiga dekade. sementara, rezim pengganti pasca-soeharto seperti tak mimiliki ikatan historis batin yang kuat dengan spirit revolusi 45. hampir tak ada energi yang cukup untuk mendorong atau melanjutkan kembali fase penggemblengan revolusi 45. karena pada hakikatnya, proses penggemblengan mental bangsa melalui spirit revolusi 45, amatlah mendesak dilakukan saat ini. karena bangsa ini, secara alamiah generatif akan berganti, dan erstafeta perjalanan bangsa sangat ditentukan oleh daya tahan nasionalisme dan patriotisme kaum muda saat ini. jadi penting dan strategis bila bangsa ini harus segera kembali ke jalan rtevolusi 45, menahan laju perusak yang menggerus nasionalisme dan patriotisme bangsa, akibat deras dan intensifnya pengaruh gaya hidup global yang bercirikan kapitalisme, liberalisme, individualisme, materialisme dan hedonisme. proses westernisasi dalam kehidupan kaum muda saat ini, berlangsung intens dan masif. dan ini membawa implikasi luas pada aspek nasionalisme dan patriotisme mereka.

kita tak bisa menggantungkan harapan pada rezim pengganti pasca-soeharto yang jatuh akibat krisis moneter yang parah tahun 1997/1998. kita catat di sini rezim transisi yang pernah berkuasa yakni: bj habibie, kh abdurrahman wahid, megawati soekarno putri, susilo bambang yudhoyono. dan rezim saat ini, tampaknya tak memiliki imajinasi, inspirasi, dan kesiapan energi guna melanjutkan fase penggemblengan mental bangsa yang dijiwai spirit revolusi 45. mereka hanya sekadar menjalankan otoritas kekuasaannya, tanpa arah tujuan yang jelas. mereka hanya berkisar-kisar dalam urusan pembangunan demokrasi yang gaduh, bahkan satu dua kasus mempertontonkan demokrasi yang anarkhis. sementara standar kualitas legislatif (anggota dpr terpilih) jauh di bawah standar memadai. sebagian besar kualitas dpr/dprd hanya berorientasi pada jabatan dan kekuasaan, tak memiliki kepedulian tinggi, tak memiliki jiwa yang merakyat, tak memiliki wawasan kebangsaan dan kesejarahan yang pantas. sementara hampir 40-an parpol yang ada, tak dengan sendirinya mencerminkan standarisasi kualitas demokrasi bangsa ini. parpol lebih mirip seperti mobil omprengan yang ngetem di halte-halte darurat, dan pengurus parpol berteriak seperti kenek omprengan yang berebut penumpang. kalau sudah begini, lantas akan dibawa ke mana bangsa dan negara ini, quo vadis indonesia?

lanjutkan revolusi



















jiwa, semangat dan cita-cita revolusi 45, sudah lama dikubur dan dilupakan oleh bangsa ini. ideologi pancasila telah gagal diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh rezim yang berkuasa saat ini. pancasila dan lambang garuda sekadar simbol aksesoris tanpa ruh, tanpa jiwa, tanpa revitalisasi, tanpa kontektualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang dihadapi bangsanya. rezim yang berkuasa tak pernah fokus pada masalah yang sesungguhnya amat fundamental ini. rezim saat ini tak cukup revolusioner mengantar bangsa ini dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaannya. generasi kini telah kehilangan "ruh" revolusi 45, dan tak punya tekad kuat melaksanakan ideologi pancasila, dan kukuh teguh menjalankan konstitusi uud 1945 yang murni dan konsekuen. elan nasionalisme dan patriotisme generasi kini, juga jauh meredup. hal-hal inilah yang mendorong kita untuk segera kembali melanjutkan jalannya spirit revolusi 45. ini penting buat bangsa ini agar kembali memperkokoh idealisasi, ikatan kebangsaan, membangun spirit nasionalisme dan patriotisme bangsa.

rezim pengganti pasca-soeharto, hanya pantas disebut sebagai rezim transisi era reformasi. tugas sejarah terpentingnya adalah, membuka kembali alam demokrasi yang ideal, membangun supremasi sipil, menggairahkan kultur masyarakat madani. tapi pileg dan pilpres melalui perhelatan pemilu 2009 lalu, justru merusak idealisasi tatanan demokrasi yang sedang tumbuh mekar saat ini. lembaga kpu 2009, amat tidak becus dalam bekerja, dan ini sekali lagi mencerminkan sikap nasionalisme dan patriotisme bangsa yang amat rendah. proses dan hasil pemilu, tergolong amat buruk dan mengecewakan sebagian peserta pemilu. begitu banyaknya kasus persengketaan dalam pemilu kali ini. ini jelas tak mencerminkan demokrasi yang sejati. melalui pemilu ini, justru muncul banyak friksi dan ikatan kebangsaan terkoyak. spirit persatuan dan kesatuan bangsa mudah sekali cair. masyarakat resisten terhadap konflik sosial politik saat ini. hari-hari ke depan nanti, akan dipenuhi gejolak konflik yang akan menggoyahkan stabilitas politik dan keamanan nasional. di sinilah momentum revolusi akan segera mendapatkan ruang dan akselerasinya. dan jalan revolusi adalah keniscayaan bagi bangsa ini, karena bila tidak negara akan terperangkap dalam ketidakpastiaan masa depan, dan negara selalu dalam keterancaman disintegrasi, radikalisasi, terorisme, dan pemberontakan separatisme. inilah alasan strategis mengapa bangsa ini harus melanjutkan kembali jalan revolusi yang sempat terhenti atau tertunda selama lebih tiga dekade akibat berkuasanya rezim soeharto yang represif pada dekade 1965.

bangsa ini penrnah mencatat dengan tinta emas, bahwa pemilu pertama pada tahun 1955 yang digelar pada masa rezim bung karno, sangat dikenang sebagai peristiwa pemilu paling bersih, demokratis dan jurdil. dan pemilu 2004 pada masa rezim megawati soekarno putri, relatif demokratis dan jurdil, tapi mengapa rezim yang berkuasa saat ini tak mampu mengawal pemilu 2009 dengan baik? inilah problem komplikasi kebangsaan kita saat ini. rezim yang berkuasa saat ini, telah gagal mengkonsolidasikan atau merevitalisasi spirit ideologi pancasila, tak mampu membangun benteng kokoh nasionalisme dan patriotisme dalam dada kaum muda.

rezim transisi saat ini tak mampu membangun kedaulatan ekonomi berdikari, tak mampu menjaga intergritas martabat bangsa. catatlah tragedi kebangsaan dimana ribuan kaum muda desa sejak masa kejatuhan soeharto tahun 1998, terpaksa harus terbang ke negeri jauh atau eksodus ke luar negeri, lalu bekerja sebagai tki/tkw. kebanyakan dari ratusan ribu tki/tkw berprofesi sebagai jongos dan babu. begitu banyak terjadi insiden penganiayaan sampai pada tindakan bunuh diri karena negara seperti kehilangan kontrol dalam menegakkan kedaulatan martabat bangsa. rezim pada masa transisi ini tak mampu mengkonsolidasikan aset bangsa, aset negara, aset ketahanan moral dan budaya. sangat sulit membayangkan rezim saat ini dapat memwujudkan cita-cita luhur kemerdekaan yang didambakan oleh generasi pertama dulu.

saat ini, bangsa ini masuk dalamn perangkap jejaring kapitalisme dan liberalisme global. pemerataan pembangunan melalui konsep desentralisasi atau otonomi daerah tak memberi harapan yang optimistis, karena standar moral dan mental bangsa, sudah telanjur bobrok. korupsi masif merajalela. ideologi pancasila sekadar simbol belaka. ancaman integrasi membayang di depan mata. utang negara menggunung tak terkira. bila hal ini (dipaksa) untuk terus dilanjutkan maka sesungguhnya bangsa ini sedang mempercepat proses keruntuhannya. jalan penyelamatan harus kembali pada spirit revolusi 45, membangun karakter bangsa, menggembleng spirit nasionalisme dan patriotisme, dan mengubah orientasi gaya hidup borjuasi kapitalisme global, dan memuliakan nilai peradaban dan kultur kehidupan desa. membangun ketahanan koperasi sebagai fundamental ekonomi kebangsaan, membangun ekonomi yang berbasikan potensi agraris dan kemaritiman.

momentum revolusi


















akumulasi dan komplikasi masalah kebangsaan muncul di berbagai daerah. hampir tiap hari berita tv menayangkan penderitaan rakyat miskin di desa, rakyat miskin perkotaan, buruh migran, konflik pertikaian massa, merebaknya kriminalitas di luar batas kemanusiaan, pesimisme dan apatisme sosial akibat rezim yang berkuasa saat ini lemah mengelola negara dan hanya berorientasi pada upaya pembangunan citra kekuasaan belaka. apalagi pemilu 2009 dinilai oleh sebagian pesertanya sebagai pemilu yang cacat hukum dan konsekuensi keabsahannya jelas diragukan. kualitas kebangsaan anggota dewan yang terpilih melalui pemilu 2009, jauh dari kualitas bobot yang memadai. mereka juga umumnya tak memiliki wawasan kebangsaan yang paham sejarah. implikasi lain yang ditimbulkan oleh pemilu 2009 dengan daftar dpt yang amburadul itu, justru membenturan masalah antar lembaga atau institusi negara seperti ma, mk, bpk, kpk, polri, kejaksaan dan pengadilan. indonesia sebagai negara hukum, tampaknya tak mampu menegakkan keadilan, tak mampu mengimplementasikan ideologi pancasila ke dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang riil dan menyentuh lapisan masyarakat bawah. ideologi pancasila dan spirit konstitusi 1945 kini tinggal sebagai slogan belaka. jadi satu-satunya pilihan jalan bagi bangsa ini dapat mewujudkan cita-cita membangun masyarakat adil makmur, maka pilihannya adalah satu tekad untuk perubahan besar yakni: r e v o l u s i!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Kamis, 06 Agustus 2009

in memoriam ws rendra















innalillahi wainna illaihi rojiun. belum kering pusara kubur musisi jalanan mbah surip, kini menyusul seniman revolusioner ws rendra (75 tahun), wafat pada hari kamis (6/8) pukul 22.10 wib di rs kelapa mitra, jakarta. dalam kondisi sakit itulah, ws rendra memang tak terlihat saat prosesi pemakaman saudara segendongannya yakni mbah surip, yang dikubur di kompleks pemakaman bengkel teater rendra di citayam, depok, pada selasa (4/8) lalu.

ws rendra lahir di solo, 7 november 1935. sepulang memperdalam pengetahuan drama di american academy of dramatical arts, ia mendirikan bengkel teater di jogja, pada tahun 1967. sajak-sajaknya dikenal sejak tahun 1950-an. antara april-oktober 1978, ia sempat mendekam ditahanan pada masa era rezim soeharto karena pembacaan sajak-sajak protes sosialnya di taman ismail marzuki, jakarta.

sebelumnya, ws rendra sempat dirawat di rs mitra keluarga, kelapa gading, karena penyakit jantung koroner yang dideritanya. ia juga sempat dirawat di rs cinere sejak kamis (25/6). namun, karena kondisinya tidak kunjung membaik, penyair revolusioner ini dirujuk ke rs harapan kita, lalu dirujuk kembali ke rs mitra keluarga. dan sampai jumat dini hari (7/8), jenazah budayawan ws rendra, masih disemayamkan di perumahan pesona khayangan, depok. semoga arwah ws rendra diterima di sisi alloh swt, diampuni segala dosa dan khilafnya, diterima amal sosial dan amal ibadahnya. amin yaa robbal alamin.













...
kumpulan puisinya: balada orang tercinta (1956) meraih hadiah sastra nasional bmkn (1955-56), empat kumpulan sajak (1961), blues untuk bonnie (1971), sajak-sajak sepatu tua (1972), potret pembangunan dalam puisi (1983), disebabkan oleh angin (1993), orang-orang rangkasbitung (1993), perjalanan bu aminah (1997), mencari bapak (1997). karya rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa inggris, belanda, jerman, jepang dan india.