Jumat, 14 Agustus 2009

menuju jalan revolusi













rezim yang berkuasa saat ini jangan sekadar menjalankan otoritas kekuasaan secara konservatif, tanpa visi, tanpa konsepsi, atau tanpa tujuan cita-cita yang jauh ke depan . selain itu, standarisasi kualitas sdm legislatif (anggota dpr terpilih) semestinya segera dibenahi melalui pembekalan materi sejarah dan juga wawasan kebangsaan. hal seperti ini sangat mungkin bila diselenggarakan oleh lembaga resmi seperti lemhanas. sebagian besar kualitas dpr/dprd hasil pileg 2009, hanya berorientasi pada jabatan dan kekuasaan, tak memiliki kepedulian tinggi, tak memiliki karakter jiwa yang merakyat, sangat minim wawasan sejarah kebangsaan. padahal, anggota dewan mestinya harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi, harus memiliki wawasan sejarah kebangsaan, dan memiliki standar moral yang jujur dan terpercaya. sementara, sekitar 40-an parpol yang bertugas merekrut anggota dewan, tak mencerminkan performanya sebagai parpol yang kredibel dan akuntabel. puluhan parpol yang baru dibentuk menjelang pemilu 2009 lalu itu, lebih menyerupai mobil omprengan yang ngetem di halte-halte darurat. para pengurus parpol berteriak-teriak bagai kenek omprengan yang berebut penumpang. kalau sudah begini, akan dibawa ke mana bangsa dan negara ini. quo vadis indonesia? Dan ini semua mencerminkan buruknya moralitas kebangsaan generasi kini. sangat sulit membenahi sikap moral dan mental bangsa yang telanjur rusak, kecuali harus ada tekad kuat dari kaum muda revolusioner untuk memenuhi panggilan sejarah, mendorong terus ke arah momentum revolusi, mengubah orientasi berpikir dan gaya hidup bangsa melalui proses penggemblengan sosial yang masif, agar bangsa ini kembali ke cita-cita sejati revolusi 45, berkarakter dan bermoral pancasila.

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar