Sabtu, 08 Agustus 2009

momentum revolusi


















akumulasi dan komplikasi masalah kebangsaan muncul di berbagai daerah. hampir tiap hari berita tv menayangkan penderitaan rakyat miskin di desa, rakyat miskin perkotaan, buruh migran, konflik pertikaian massa, merebaknya kriminalitas di luar batas kemanusiaan, pesimisme dan apatisme sosial akibat rezim yang berkuasa saat ini lemah mengelola negara dan hanya berorientasi pada upaya pembangunan citra kekuasaan belaka. apalagi pemilu 2009 dinilai oleh sebagian pesertanya sebagai pemilu yang cacat hukum dan konsekuensi keabsahannya jelas diragukan. kualitas kebangsaan anggota dewan yang terpilih melalui pemilu 2009, jauh dari kualitas bobot yang memadai. mereka juga umumnya tak memiliki wawasan kebangsaan yang paham sejarah. implikasi lain yang ditimbulkan oleh pemilu 2009 dengan daftar dpt yang amburadul itu, justru membenturan masalah antar lembaga atau institusi negara seperti ma, mk, bpk, kpk, polri, kejaksaan dan pengadilan. indonesia sebagai negara hukum, tampaknya tak mampu menegakkan keadilan, tak mampu mengimplementasikan ideologi pancasila ke dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang riil dan menyentuh lapisan masyarakat bawah. ideologi pancasila dan spirit konstitusi 1945 kini tinggal sebagai slogan belaka. jadi satu-satunya pilihan jalan bagi bangsa ini dapat mewujudkan cita-cita membangun masyarakat adil makmur, maka pilihannya adalah satu tekad untuk perubahan besar yakni: r e v o l u s i!

(mas ab, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar