Sabtu, 08 Agustus 2009

lanjutkan revolusi



















jiwa, semangat dan cita-cita revolusi 45, sudah lama dikubur dan dilupakan oleh bangsa ini. ideologi pancasila telah gagal diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh rezim yang berkuasa saat ini. pancasila dan lambang garuda sekadar simbol aksesoris tanpa ruh, tanpa jiwa, tanpa revitalisasi, tanpa kontektualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang dihadapi bangsanya. rezim yang berkuasa tak pernah fokus pada masalah yang sesungguhnya amat fundamental ini. rezim saat ini tak cukup revolusioner mengantar bangsa ini dalam upaya mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaannya. generasi kini telah kehilangan "ruh" revolusi 45, dan tak punya tekad kuat melaksanakan ideologi pancasila, dan kukuh teguh menjalankan konstitusi uud 1945 yang murni dan konsekuen. elan nasionalisme dan patriotisme generasi kini, juga jauh meredup. hal-hal inilah yang mendorong kita untuk segera kembali melanjutkan jalannya spirit revolusi 45. ini penting buat bangsa ini agar kembali memperkokoh idealisasi, ikatan kebangsaan, membangun spirit nasionalisme dan patriotisme bangsa.

rezim pengganti pasca-soeharto, hanya pantas disebut sebagai rezim transisi era reformasi. tugas sejarah terpentingnya adalah, membuka kembali alam demokrasi yang ideal, membangun supremasi sipil, menggairahkan kultur masyarakat madani. tapi pileg dan pilpres melalui perhelatan pemilu 2009 lalu, justru merusak idealisasi tatanan demokrasi yang sedang tumbuh mekar saat ini. lembaga kpu 2009, amat tidak becus dalam bekerja, dan ini sekali lagi mencerminkan sikap nasionalisme dan patriotisme bangsa yang amat rendah. proses dan hasil pemilu, tergolong amat buruk dan mengecewakan sebagian peserta pemilu. begitu banyaknya kasus persengketaan dalam pemilu kali ini. ini jelas tak mencerminkan demokrasi yang sejati. melalui pemilu ini, justru muncul banyak friksi dan ikatan kebangsaan terkoyak. spirit persatuan dan kesatuan bangsa mudah sekali cair. masyarakat resisten terhadap konflik sosial politik saat ini. hari-hari ke depan nanti, akan dipenuhi gejolak konflik yang akan menggoyahkan stabilitas politik dan keamanan nasional. di sinilah momentum revolusi akan segera mendapatkan ruang dan akselerasinya. dan jalan revolusi adalah keniscayaan bagi bangsa ini, karena bila tidak negara akan terperangkap dalam ketidakpastiaan masa depan, dan negara selalu dalam keterancaman disintegrasi, radikalisasi, terorisme, dan pemberontakan separatisme. inilah alasan strategis mengapa bangsa ini harus melanjutkan kembali jalan revolusi yang sempat terhenti atau tertunda selama lebih tiga dekade akibat berkuasanya rezim soeharto yang represif pada dekade 1965.

bangsa ini penrnah mencatat dengan tinta emas, bahwa pemilu pertama pada tahun 1955 yang digelar pada masa rezim bung karno, sangat dikenang sebagai peristiwa pemilu paling bersih, demokratis dan jurdil. dan pemilu 2004 pada masa rezim megawati soekarno putri, relatif demokratis dan jurdil, tapi mengapa rezim yang berkuasa saat ini tak mampu mengawal pemilu 2009 dengan baik? inilah problem komplikasi kebangsaan kita saat ini. rezim yang berkuasa saat ini, telah gagal mengkonsolidasikan atau merevitalisasi spirit ideologi pancasila, tak mampu membangun benteng kokoh nasionalisme dan patriotisme dalam dada kaum muda.

rezim transisi saat ini tak mampu membangun kedaulatan ekonomi berdikari, tak mampu menjaga intergritas martabat bangsa. catatlah tragedi kebangsaan dimana ribuan kaum muda desa sejak masa kejatuhan soeharto tahun 1998, terpaksa harus terbang ke negeri jauh atau eksodus ke luar negeri, lalu bekerja sebagai tki/tkw. kebanyakan dari ratusan ribu tki/tkw berprofesi sebagai jongos dan babu. begitu banyak terjadi insiden penganiayaan sampai pada tindakan bunuh diri karena negara seperti kehilangan kontrol dalam menegakkan kedaulatan martabat bangsa. rezim pada masa transisi ini tak mampu mengkonsolidasikan aset bangsa, aset negara, aset ketahanan moral dan budaya. sangat sulit membayangkan rezim saat ini dapat memwujudkan cita-cita luhur kemerdekaan yang didambakan oleh generasi pertama dulu.

saat ini, bangsa ini masuk dalamn perangkap jejaring kapitalisme dan liberalisme global. pemerataan pembangunan melalui konsep desentralisasi atau otonomi daerah tak memberi harapan yang optimistis, karena standar moral dan mental bangsa, sudah telanjur bobrok. korupsi masif merajalela. ideologi pancasila sekadar simbol belaka. ancaman integrasi membayang di depan mata. utang negara menggunung tak terkira. bila hal ini (dipaksa) untuk terus dilanjutkan maka sesungguhnya bangsa ini sedang mempercepat proses keruntuhannya. jalan penyelamatan harus kembali pada spirit revolusi 45, membangun karakter bangsa, menggembleng spirit nasionalisme dan patriotisme, dan mengubah orientasi gaya hidup borjuasi kapitalisme global, dan memuliakan nilai peradaban dan kultur kehidupan desa. membangun ketahanan koperasi sebagai fundamental ekonomi kebangsaan, membangun ekonomi yang berbasikan potensi agraris dan kemaritiman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar