Rabu, 23 September 2009

puisi revolusioner: nyeruput teh poci



PUISI REVOLUSIONER: NYERUPUT TEH POCI
by mas arifin brandan, copyright@2009 ~
aruscitra.blogspot.com ~ fb:: aruscitra@yahoo.com


kaum revolusioner kongkow
duduk selonjor leyeh-leyeh di bale bambu,
nyeruput secangkir teh poci dan gula batu
menerawang indonesia yang kaya rempah
dan hasil bumi, kaya hutan dan sumber energi.
tapi mengapa 40 juta rakyatnya, sejak lama hidup
merana terlunta-lunta: menggelandang di jalanan,
terpaksa berbaris menjadi pengemis,
menadah sedekah atau mengharap derma.
sebagian kaum muda terpaksa menjadi kuli
di kebun sawit milik negeri tetangga, atau tak berdaya
menolak tawaran adi babu, bahkan juga budak
yang siap dianiaya sewaktu-waktu

kaum revolusioner kongkow
duduk selonjor leyeh-leyeh di bale bambu,
nyeruput secangkir teh poci dan gula batu
menerawang indonesia yang sejak proklamasi
menyimpan mimpi membangun sebuah negeri yang
adil makmur sejahtera. tapi mengapa utang negara
makin membelit dan melilit, kekayaan aset negara
digerogoti, hutan belantara ditebangi,
budaya korupsi makin menjadi-jadi, bahkan tangan mungil
kpk diamputasi, keadilan dikebiri dan hukum dikencingi

kaum revolusiner kongkow
duduk selonjor leyeh-leyeh di bale bambu,
neyeruput secangkir teh poci dan gula batu
menerawang indonesia dengan jutaan
petani miskin tanpa lahan garapan karena
sisa lahan kepepet dijual atau beralih fungsi.
sementara jutaan nelayan kita sering gigit jari,
karena cuma mampu menangkapi ikan-ikan kecil sesarapan,
dan kapal pukat asing justru leluasa menyelinap
mengangkuti berton-ton kekayaan ikan laut kita

kaum revolusioner kongkow
duduk selonjor leyeh-leyeh di bale bambu
nyeruput secangkir teh poci dan gula batu
menerawang sejarah revolusi empat lima
yang sejak lama kehilangan denyut nadi bung karno,
bung hatta, bung syahrir, tan malaka, sudirman
dan juga si tambun urip sumoharjo

kaum revolusioner kongkow
duduk selonjor leyeh-leyeh di bale bambu
nyeruput secangkir teh poci dan gula batu
ayo bung, kita bergandeng tangan.
sulut dan nyalakan kembali obor revolusi
di seantero negeri, peluk erat jiwa rakyat jelata di desa-desa,
bangunkan macan kampus yang kini cuma sibuk tawuran
dan lempar batu. sulut dan nyalakan kembali
obor revolusi di seantero negeri, giring semua koruptor dan
para penghianat yang telah menjerumuskan bangsa
ke jurang nista dan hina dina

(medio september, dari padepokan sunyi di kaki merapi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar