Selasa, 08 September 2009

mental hipokrit


















dan bila direnungkan sungguh-sungguh, negara seperti ada dalam awang-awang, rakyat seperti hidup terasing dan terpisah dari struktur formal kenegaraan. para birokrat, sebagian besar hanya bekerja serius bila ada masalah yang terblow up oleh media massa. ini refleksi dari sikap berpikir bangsa yang penuh kemunafikan atau hipokrit. ambil ilustrasi paling dekat, bagaimana seharusnya kaum birokrat bekerja lebih keras, gigih dan simultan dalam mengatasi korban bencana gempa di tasik sehingga yang tergambar di sana, bagaimana hiruk pikuk semua birokrat dan aparat melayani, mengayomi dan mencarikan solusi tepat dalam masa proses tanggap darurat. tapi yang terlihat di sana sekali lagi memberi gambaran yang memilukan, betapa rakyat yang sudah tertimpa bencana, harus berjuang sendiri untuk mencari makan dan tidur agar dapat bertahan. Sementara anak-anak dan orang tua jompo sangat rentan terhadap situasi seperti itu. para menteri terkait, bahkan presiden dan wakilnya, hanya nongol sebentar sudah itu melenggang lagi ke jakarta. bila mereka sosok yang revolusioner, seharusnya mereka tetap berada di sana, tulus berkorban waktu untuk tidur semalam bersama rakyat yang berduka, dan menunjukkan empati sosial tinggi dalam situasi melewati hari-hari berat. jadi sungguh memilukan gambaran umum tentang kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar