Selasa, 15 Mei 2012

refleksi kemerdekaan ke-65: jayalah indonesia!




salam revolusi! saudara sekandung negeri, keluarga besar republik indonesia yang majemuk. sejatinya kita belum benar-benar merdeka dan juga belum berdaulat penuh. kita belum berdaulat di bidang ekonomi, politik, budaya dan juga hankam. apalagi realitas kehidupan sosial kita dewasa ini, telah terintegrasi dengan jejaring globalisasi (neoliberal). kita sadari, bahwa globalisasi sejatinya laksana kuda troya yang ditumpangi oleh imperialis amerika dan sekutu baratnya. mereka ini siap menerkam bangsa-bangsa yang lemah dan tak memiliki pertahanan benteng karakter bangsa yang kuat. dan indonesia,  masuk dalam perangkap jejaring globalisme neoliberal. dalam bidang politik, misalnya, kita terperangkap menerapkan sistem demokrasi liberal yang bercirikan multi-partai, namun memiliki kemiripan dalam platform politik ideologisnya. demokrasi semacam ini, sejatinya adalah pengulangan dari episode sejarah pada masa kabinet syahrir dulu. akibatnya timbul "kekacauan" di berbagai daerah, terjadi gontok-gontokan, saling berebut kekuasaan. dan nasib rakyat, pada akhirnya diabaikan atau terabaikan.  

kondisi faktual ini masih diperparah dengan sirnanya kedaulatan ekonomi nasional, juga rapuhnya benteng strategi kebudayaan nasional sehingga proses pembaratan atau westernisasi menjadi keniscayaan yang tak mungkin terhindarkan lagi. dengan kondisi sosial bangsa, yang dari hari ke hari makin membusuk inilah, timbul keputusasaan di lapisan rakyat kecil. sejatinya, kondisi faktual nkri dalam bahaya laten, terjadi resistensi dan disintegrasi. tanda-tanda ke arah itu semakin nyata terlihat. simpul kohesi kebangsaan amatlah rapuh, karena pudarnya nasionalisme, patriotisme, dan getasnya ikatan emosional rasa senasib dan sepenanggungan.

kontrol kepemimpinan nasional hanya sebatas peran simbolik, karena lemahnya karakter kepemimpinan nasional dalam menyerap aspirasi rakyat. tampaknya, bangsa ini perlu cepat menyadari urgensi keterdesakkannya untuk membenahi fundamental kehidupan berbangsa dan bernegara secara serius dan sungguh-sungguh. segenap komponen bangsa perlu segera dikonsolidasikan dan perlu merekonstruksi ulang spirit perjuangan revolusi 1945 yang idealistik, heroik, patriotik dan romantik itu. bila konsolidasi tidak dilakukan dengan segera, maka yang tersedia hanya satu pilihan jalan yakni: revolusi, zonder kompromi! dan tampaknya, revolusi akan menjadi keniscayaan bila kondisi sosial makin ekstrim memburuk.

dalam analisis, kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara telanjur parah. terdapat 3 (tiga) agenda besar bangsa yang perlu dibenahi segera: (1). membendung globalisasi neoliberal; (2) merebut kembali kedaulatan perekonomian rakyat, politik, budaya, dan hankam; (3). implementasi keadilan sosial di bidang ekonomi, politik, budaya. di bidang ekonomi perlu dibangun kokoh tiga sektor sosko guru perekonomian nasional yakni: pertanian, kelautan, ukm, yang kesemuanya harus dinaungi dengan spirit ideologis sosialis (pancasila). 

inilah butir refleksi atas kondisi sosial kebangsaan kita yang tak jelas visi ideologis nasionalnya. refleksi pemikiran ini merupakan ekspresi keprihatinan dalam rangka momentum peringatan hari kemerdekaan ke-65. jayalah bangsaku, jayalah negeriku! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar