salam revolusi! saudara sekandung negeri, keluarga besar republik indonesia yang majemuk. sejatinya kita belum benar-benar merdeka dan juga belum berdaulat penuh. kita belum
berdaulat di bidang ekonomi, politik, budaya dan juga hankam. apalagi realitas kehidupan
sosial kita dewasa ini, telah terintegrasi dengan jejaring globalisasi (neoliberal). kita sadari, bahwa globalisasi sejatinya laksana kuda troya yang ditumpangi oleh imperialis amerika
dan sekutu baratnya. mereka ini siap menerkam bangsa-bangsa yang lemah dan tak
memiliki pertahanan benteng karakter bangsa yang kuat. dan indonesia, masuk dalam perangkap jejaring globalisme
neoliberal. dalam bidang politik, misalnya, kita terperangkap menerapkan sistem
demokrasi liberal yang bercirikan multi-partai, namun memiliki kemiripan dalam
platform politik ideologisnya. demokrasi semacam ini, sejatinya adalah
pengulangan dari episode sejarah pada masa kabinet syahrir dulu. akibatnya
timbul "kekacauan" di berbagai daerah, terjadi gontok-gontokan,
saling berebut kekuasaan. dan nasib rakyat, pada akhirnya diabaikan atau
terabaikan.
kondisi faktual
ini masih diperparah dengan sirnanya kedaulatan ekonomi nasional, juga rapuhnya
benteng strategi kebudayaan nasional sehingga proses pembaratan atau
westernisasi menjadi keniscayaan yang tak mungkin terhindarkan lagi. dengan
kondisi sosial bangsa, yang dari hari ke hari makin membusuk inilah, timbul
keputusasaan di lapisan rakyat kecil. sejatinya, kondisi faktual nkri dalam
bahaya laten, terjadi resistensi dan disintegrasi. tanda-tanda ke arah itu
semakin nyata terlihat. simpul kohesi kebangsaan amatlah rapuh, karena pudarnya
nasionalisme, patriotisme, dan getasnya ikatan emosional rasa senasib dan
sepenanggungan.
kontrol
kepemimpinan nasional hanya sebatas peran simbolik, karena lemahnya karakter
kepemimpinan nasional dalam menyerap aspirasi rakyat. tampaknya, bangsa ini
perlu cepat menyadari urgensi keterdesakkannya untuk membenahi fundamental
kehidupan berbangsa dan bernegara secara serius dan sungguh-sungguh. segenap
komponen bangsa perlu segera dikonsolidasikan dan perlu merekonstruksi ulang
spirit perjuangan revolusi 1945 yang idealistik, heroik, patriotik dan romantik
itu. bila konsolidasi tidak dilakukan dengan segera, maka yang tersedia hanya
satu pilihan jalan yakni: revolusi, zonder kompromi! dan tampaknya, revolusi
akan menjadi keniscayaan bila kondisi sosial makin ekstrim memburuk.
dalam analisis,
kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara telanjur parah. terdapat 3 (tiga)
agenda besar bangsa yang perlu dibenahi segera: (1). membendung globalisasi
neoliberal; (2) merebut kembali kedaulatan perekonomian rakyat, politik,
budaya, dan hankam; (3). implementasi keadilan sosial di bidang ekonomi,
politik, budaya. di bidang ekonomi perlu dibangun kokoh tiga sektor sosko guru
perekonomian nasional yakni: pertanian, kelautan, ukm, yang kesemuanya harus
dinaungi dengan spirit ideologis sosialis (pancasila).
inilah butir
refleksi atas kondisi sosial kebangsaan kita yang tak jelas visi ideologis
nasionalnya. refleksi pemikiran ini merupakan ekspresi keprihatinan dalam
rangka momentum peringatan hari kemerdekaan ke-65. jayalah bangsaku, jayalah
negeriku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar