Minggu, 07 Februari 2010

bait lima


(sajak mantra revolusi, karya arifin brandan ~ copyright@2010 ~ aruscitra@yahoo.com)

(5)
hur hursah revolusi! perekonomian rakyat tinggal slogan kampanye. para pejabat mengelola duit rakyat seperti layaknya membelanjakan duitnya sendiri. di balik kerahasiaan bank, para pejabatnya bermain petak umpet seperti udang di balik batu.
kejahatan busuk dibungkus gincu undang-undang. aparat dan pejabat pandai bermain lidah untuk menjilat sekaligus bersilat lidah. rakyat jelata terlunta-lunta. anak-anak kehiulangan harapan masa depan yang gemilang, jutaan sarjana teronggok tak berdaya guna. jutaan petani kehilangan lahan garapan, menjual ternak sapi, kerbau dan kambingnya sebagai bekal anak tki-nya yang berangkat ke negeri jauh, mengetuk pintu-pintu rumah bangsa asing, terbungkuk-bungkuk agar dipekerjakan sebagai kacung, jongos, babu, dan harus bersedia dianiaya bagai budak kolonialis. tiupkan mantra penyembuh, mantra revolusioner: “sir sir pong dele gosong, dudu sanak dudu kadang, yen mati melo kelangan. sir sir pong, cuah! sebrat singkir kapitalis. sebrat sungkur neolib, sebrat ganyang nekolim. cuah..cuahhhh!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar