Selasa, 22 Desember 2009

tki bak budak kolonialis



(bung karno, spirit revolusioner)

salam revolusi! siapakah yang masih peduli, melindungi, membela atau mengayomi rakyat miskin? renungi peristiwa faktual ini, hanya untuk menggelontorkan urusan century 6,7 t, para pejabat rezim penguasa saat ini, mau berpayah-payah rapat marathon semalaman; tapi lihatlah untuk membahas 681 nyawa tki yang melayang di malaysia sepanjang tahun 2009, atau untuk membahas tragedi kelaparan di yahukimo (papua), rezim ini seperti loyo ogah-ogahan, membuang muka atau pura-pura tidak tahu. sungguh bobrok moralitas bangsa ini. jadi, janganlah bermimpi bahwa rezim penguasa saat ini, berikut antek-antek pejabatnya mau mati-matian membela rakyatnya sendiri. itu hanya mimpi, karena spirit nasionalisme dan patriotismenya sudah lama surut memudar.

mereka tidak berpihak pada rakyat, dan rakyat dikibuli melalui retorika pidato yang dikemas dengan amat manis. rakyat diperdaya, didorong-dorong untuk membayar pajak dengan berbagai macam aturan dan sanksi-sanksi, sementara uang dari pajak tidak dialokasikan sungguh-sungguh untuk mengangkat harkat dan kesejahteraan rakyat. akibatnya rakyat pontang-panting cari makan, dan akibatnya rakyat harus menjual sawah serta ternak sapinya untuk mengurus paspor dan visa serta membayar agen penyalur tki di luar negeri, dan kemudian yang didapat justru perlakuan kasar menimpa ribuan tki (nkri) yang diposisikan bagai budak kolonial abad 17. bagaimana bila pendiri negara seperti bung karno, bung hatta, tan malaka, semaun, syahrir, agus salim, mr moch yamin, pangsar jend sudirman, sultan hb ix menyaksikan realita derita 40 juta rakyat miskin saat ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar