Selasa, 28 Juli 2009

puisi wasiat untuk nak


puisi wasiat untuk nak
by mas arifin brandan ~ copyright@2009 ~ aruscitra@yahoo.com




(1)
nak, kamu boleh tumbuh dan berkembang di muka bumi mana saja: asia, afrika, amerika, eropa, australia , bahkan mungkin di kutub selatan atau kutub utara. Tapi jadikan dirimu sebagai warga dunia yang humanis, welas asih, toleran, dan yang menyayangi sesama bagai sapuan ombak yang terus-menerus membelai pantai pasir putih tanpa letih

(2)
nak, kamu boleh tumbuh dan berkembang di muka bumi mana saja, tapi janganlah menebar kerusakan di muka bumi, atau rakus mengekploitasi alam demi memuaskan syahwat liar industrialisasi, kapitalisasi, individualisasi, dan hedonisasi

(3)
nak, kamu boleh tumbuh dan berkembang di muka bumi mana saja, dan ingatlah selalu bahwa tuhan mengirimmu ke bumi dengan misi amat mulia: menebar kebajikan, menabur kasih sayang, mengubur kebencian. jauhi sejauh-jauhnya kobaran api angkara murka, jauhi sejauh-jauhnya dusta dari wajah seribu muka, jauhi sejauh-jauhnya watak iblis yang durjana

(4)
nak, kamu boleh tumbuh dan berkembang di muka bumi mana saja. Jagalah bumi dengan kepermaian alamnya. Jagalah gunung-gunung dengan rimba tanaman dan udaranya yang segar. jagalah sungai dengan kekayaan sumber mata airnya, agar kelak mata rantai generasi sesudahmu, tidak kecewa berurai air mata meratapi sumber mata airnya yang kering.

(5)
nak, dirikanlah rumah kehidupan yang bersahaja, teduh damai. mungkin gubuk mungil di atas sebidang tanah subur dengan sawah-sawah di sekelilingnya. buat apa kamu terdampar di kota-kota gemerlap yang berjejalan. saling sikut, saling terkam dan saling berebut oksigen yang sudah terpapar asap pabrik dan knalpot. Sungguh, hidup seperti itu bagaikan sebuah upacara dalam prosesi bunuh diri massal.

(6)
lalu, bayangkan rumah kehidupan yang bersahaja ini. Konser simponi alam di tengah malam. Koor katak-katak, suara-suara jengkrik, alunan syahdu ricik air pegunungan. Dan bayangkan bintang-bintang di langit gelap, kerlip cahayanya bagaikan angsa-angsa putih yang berenang riang di atas telaga jernih. Hmmm…alam yang jernih, sejernih hati dan pikiranmu.

(7)
nak, kamu boleh tumbuh dan berkembang di muka bumi mana saja. Kelak kau lihat pula potret tua yang menggantung dan berdebu. itulah wajah masa depanmu, kerut-merut letih merajut waktu dengan kerja dan doa. Itulah pertanda kefanaanmu. Wajah kita bagai helai-helai daun yang mengalun letih lalu menguning, meranggas, dan terhempas ke bumi. kelak, engkau pun letih melintasi waktu, lalu pikun menghitung berapa kali matahari terbit untuk kembali tebenam dan terbit lagi. Tapi tak perlu cemas, itulah tanda kefanaan, sekaligus tanda ketulusan dan tanda keperkasaan tuhan. Jadi nak, maknai waktumu dengan keringat kerja dan pahat lekat di dasar hatimu keagungan tuhan yang menyinari hidupmu.


-media juli 2009-

1 komentar: